Minggu, 22 Februari 2015

TARIK TAMBANG


A.Tarik Tambang  

Tarik tambang adalah olahraga rakyat yang paling banyak dimainkan masyarakat setelah olahraga panjat pinang. Permainan ini sering dilakukan pada peringatan hari jadi bahkan pada perayaan hari besar agama. Permainan ini dilakukan beregu putra atau putri, jumlah satu regu disesuaikan dengan keadaan, permainan menggunakan seutas tambang.dalam permainan ini sangat dominan kekuatan dan daya tahan regu.


B.Tujuan
Berolahraga,memupuk semangat kerja dan bersosialisasi

C.Manfaat
Meningkatkan kualitas kesegaran jasmani,meningkatkan semangat kerja dan menurunkan ketegangan.


D.Sasaran
Anak-anak,remaja dan dewasa

E.Peraturan permainan
1.lapangan dan peralatan
a.lapangan
lapangan yang di[ergunakan bisa tertutup ataupun terbuka.Diantaranya stadion,lapangan,tepi pantai yang datar/permukaanya rata.
-panjang lapangan :40 s/d 60 M
-lebar lapangan :8 M
Pada pertengahan lapangan dberi garis,juga luar garis batas tarikan.pinggir lapangan sebikmya dberi tanda dengan kapur atau tali,bats lapngan harus jelas supaya penonton tidak masuk lapangan permainan
b.peralatan
alat yang sigunakan adalah sebuah tali tanbangb\ serat panjangnya 30s/d50 M,pada pertengahan tali dberi tanda(cat merad atau tali merah)dari pertengahn tali dberi 2 macam tanda yang masing masing jarak 2,5 M dari pertengahan tali.siameter tali:5-10 cm(disesuaikan dengan regu yang bertanding

2.peserta
a.beregu putra atau putri,jumlah regu disesuaikan dengan keadaaan,boleh 10,17,20,28,30.dsb
b.klasifikasi
berat untuk putra
kelas I :50-59kg
II :60-69kg
III :70-79kg
IV :80 kg keatas
Berat untuk putri
Kelas I :30-49kg
II :50-59kg
III :60-69kg
IV :70kg keatas

3.jalannya permainan
a.undian dapat dilakukan sebelum hari pertandingan pada saat pertemauan teknis
b.sebelum bertanding lapangan harus dikosongkan setelah ada panggilan dari panitia.
c.Wasit pertandingan harus memanggil pemimpin regu masing masing unruk menentukan tempat.
d.Sebelum aba aba peserta ?regu telah mengambil tempat masing masing,pembantu wasit menghitung jumlah setiap regu,kemudian memberikan kode kepada wasit apbila jumlah regu trlah sesuai.

e.Wasit memberian aba aba siap,peserta sudah memegang tali serta kosentrasi untuk mendengar aba aba YA kedua regu melakukan tarikan.Kedua regu saling menarik tambang dan saling berusaha membuat tanda merah dari pertengahan tali dapat dtarik melalui garis batas.jika salah stu regu dapat menarik sampai garis batas,maka diadakan perpindahan tempat.kemudian diadakan tarikan lagi dan jika terjadi seri maka debelum tarikan k3 diadakan lgi undian untuk memilih tempat setelah lebih dahulu istirahat.

4.pemenang
Pemenang adlah apabila satu regu dapat mengalahkan regu lain dengan 2-0 atau 2-1(kalau terjdi seri)pertandingan biasanya dilakukan dengan didtem gugur dengan the best of three game,tetapi panitia dapat menentukan sistem pertandingan disesuaikan dengan situasi dan kondisi

5.pemimpin perlombaan
Wasit seharudnya berjumlah 3 orang, yang terdiri atas 1 orang wasit kepala yang bertugas langsung memimpin pertandingan,wasit kepala ini dilengkapi dengan peluit.Dua orang pembantu wasit bertugas mengawasi garis batas tariakan.pembantu wasit sebaiknya dilengkapi dengan bendera merah,bendera merah diangkat apabila tanda merah tadi melewati garis batas tarikan.pembantu wsit juga bertugas menghitung regu serta mengatur tata tertib keamanan pertandingan.


MAKALAH BOLAVOLI (Pendekatan Dengan Permainan)


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Berbicara mengenai sumber daya manusia, pendidikan memegang peranan yang teramat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Umaedi (1999) mengatakan bahwa Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan mengadakan pembaharuan kurikulum pendidikan nasional sesuai dengan perkembangan jaman.Pada saat ini pemerintah telah menerapkan kebijakan pelaksanaan kurikulum baru yang disesuaikan dengan tuntutan jaman. KTSP ini menjadi pedoman bagi guru dalam kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran. standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan materi pokok untuk masing-masing mata pelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru harus berpedoman pada kurikulum tersebut, sehingga diharapkan siswa akan dapat mencapai standar kompetensi pada masing-masing mata pelajaran, dan tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai. Agar tercapai tujuan tersebut guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam kegiatan pembelajaran, baik dalam penggunaan media maupun dalam strategi dan pendekatan pembelajaran itu sendiri.
Dengan strategi dan pendekatan pembelajaran yang tepat, guru akan dapat menciptakan suasana belajar yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa.

B. Rumusan Masalah
Apakah pendekatan bermain dengan Permainan Kepala Beranjau mampu meningkatkan efektifitas pembelajaran teknik passing atas permainan bola voli pada siswa.”
C. Tujuan
meningkatkan pembelajaran teknik passing atas permainan bola voli dengan pendekatan bermain permainan Kepala Beranjau pada siswa
D. Manfaat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa. sehingga siswa dapat memperoleh situasi dan pengalaman pembelajaran yang lebih konkret, bermakna serta menyenangkan


                                                                 BAB II
                                                         PEMBAHASAN

            Alat yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah Bolavoli,(bola plastik),ban sepeda,bangku,net voli,peluit,stopwacth. Media yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah guru dan siswa yang mempunyai kemampuan lebih, yang bertugas mendemonstrasikan teknik passing atas yang menjadi materi pembelajaran..
Pelaksanaan permainan :
Siswa dibagi kedalam kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang.masing-masing kelompok harus menyediakan dua buah bangku, satu buah ban sepeda bekas, dan satu buah bolavoli atau bola karet. Dua orang pemain bertugas memegangi ban sepeda bekas dengan cara dipegang dengan dua tangan dan diangkat diatas kepala, dan berdiri diatas bangku dengan cara berhadap-hadapan. Lingkaran ban sepeda/simpai menghadap keatas. Ban sepeda/simpai ini berfungsi sebagai sasaran. Satu orang melakukan gerakan pasing atas dengan cara berdiri menghadap sasaran sejauh 2 meter. (Jarak dapat disesuaikan). Pemain berusaha mamasukan bola yang dipasing kedalam ban sepeda/simpai yang dipegangi oleh temannya. Satu orang bertugas mengambilkan bola untuk diberikan kepada teman yang melakukan passing atas. Satu orang menjadi juri untuk kelompok lain dan bertugas mengawasi agar kelompok yang lain melakukan permainan dengan sportif, sekaligus mencatat hasil dari pasing atas yang berhasil masuk kedalam sasaran ban sepeda/simpai.
Bola tidak boleh mengenai kepala dari dua orang yang memegangi ban sepeda/simpai sebagai sasaran. Apabila bola mengenai kepala, maka permainan akan berhenti dan kelompok tersebut dinyatakan gugur.
           Permainan ini dilaksanakan selama 3 menit untuk setiap anggota regu secara bergiliran. Regu yang telah gugur tidak diperkenankan untuk mengikuti permainan lagi. Setiap bola yang berhasil masuk kedalam sasaran diberi nilai 1. Penentuan pemenang adalah hasil nilai yang terbanyak yang dicapai oleh kelompok tersebut.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari proses pembelajaran passing atas permainan bola voli yang telah dilaksanakan, ternyata dapat diambil satu kesimpulan bahwa pembelajaran teknik passing atas permainan bola voli efektif diajarkan dengan menggunakan pendekatan bermain, khususnya menggunakan “Permainan Kepala Beranjau.” Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa setelah dilaksanakan evaluasi pada akhir pembelajaran. Hasil rata-rata nilai siwa diambil dari dua aspek penilaian yaitu nilai proses serta nilai kinerja (unjuk kerja) siswa dalam melakukan teknik dasar passing atas.
Rata-rata nilai dari hasil penilaian sebesar 80.60, nilai terendah sebesar 76, serta ketuntasan 100 %, sehingga tidak ada siswa yang harus diremidial dala
m pembelajaran teknik dasar passing atas ini.
B. Saran  
Berdasarkan hasil pembelajaran passing atas permainan bolavoli dengan menggunakan pendekatan bermain dengan menggunakan permainan Kepala Beranjau yang telah dilaksanakan, maka disarankan :
1. Bagi pengajar mata pelajaran Pendidikan Jasmani dapat menerapkan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan dan menggunakan berbagai permainan, khususnya permainan Kepala Beranjau karena dapat menjadikan proses pembelajaran menjadi menarik nagi siswa


                                                DAFTAR PUSTAKA

Kleinmann, Theo & Kruber, Dieter. 1990. Bola Volley Pembinaan Teknik, Taktik dan Kondisi Pengantar untuk Pelatih/Pendidik. Jakarta : PT. Gramedia

Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)). Jakarta : Depdiknas


Nurhasan, 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani : Prinsip-prinsip dan Penerapannya. Jakarta : Depdiknas


Roji. 2004. Pendidikan Jasmani untuk SMP Kelas VII. Jakarta : Erlangga


Suderajat, Hari. 2004. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pembaharuan Pendidikan dalam Undang-undang Sisdiknas 2003. Bandung : CV Cipta CekasGrafika


Suherman, Adang. 2001. Asesmen Balajar dalam Pendidikan Jasmani Evaluasi Alternatif untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta : Depdiknas


Syarifudin. 1998. Pokok-Pokok Pengembangan Program Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta : Depdikbud


Umaedi. 1999. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Sebuah Pendekatan Baru Dalam Pengelolaan Sekolah untuk Peningkatan Mutu. Jakarta : Depdikbud

____________________ 2004. Kurikulum 2004 Pendidikan Jasmani. Jakarta : Depdiknas

Minat Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Olahraga Bolavoli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya tahun 2011

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Olahraga bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang semakin memasyarakat. Hal ini ditunjukan dengan semakin banyaknya masyarakat yang semakin rutin melakukan olahraga bola voli. Begitu juga di sekolah-sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan yang ada. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, seperti meningkatkankan kebugaran, meningkatkan prestasi, tubuh menjadi sehat dan kuat, membantu pertumbuhan dan perkembangan serta sebagai pengisi waktu luang.
Olahraga bola voli ini dapat dilakukan pada pagi hari maupun sore hari serta dapat dilakukan oleh anak-anak sampai orang dewasa. Secara umum disebutkan bahwa kondisi kesehatan baik perorangan, kelompok, atau masyarakat pada hakekatnya dipengaruhi oleh faktor biologi, manusia, lingkungan, cara atau gaya hidup, kondisi ekonomi dan pelayanan kesehatan (Boediro, 2001: 60).
Pergaulan remaja dan kemajuan teknologi saat ini yang semakin canggih, tentunya akan mempengaruhi berbagai aktifitas olahraga. Salah satunya minat dan bakat anak-anak terhadap olahraga semakin berkurang. Situasi seperti ini sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan anak menjadi menurun, daya tahan tubuh lemah, yang menyebabkan aktifitas belajar terganggu, sehingga prestasi akademik menurun. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan sekolah yang dilakukan diluar jam pelajaran dengan tujuan memperdalam dan memperluas pengetahuan, meningkatkan prestasi, menyalurkan minat dan bakat serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. Kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang olahraga sangat penting dilaksanakan karena memiliki fungsi ganda yaitu: (1) untuk melakukan pembinaan prestasi olahraga, (2) untuk meningkatkan kualitas kesehatan jasmani siswa.
Permainan bola voli memang bukan sekedar alat untuk mengisi waktu luang atau meningkatkan kesegaran jasmani, melainkan sudah menuntut adanya kualitas prestasi. Seperti yang dikemukakan oleh Suharno H.P (1982: 10) “Ciri-ciri permainan bola voli abad ke dua puluh ini tidak hanya merupakan olahraga yang bersifat rekreasi, sekedar alat untuk meningkatkan kesegaran jasmani, melainkan telah menuntut kualitas prestasi yang setinggi-tingginya”.
Kegiatan ekstrakurikuler bola voli pada SMP Negeri di Kecamatan Kroya merupakan kegiatan olahraga yang favorit, sehingga tiap-tiap sekolah mempunyai tim bola voli. Tetapi dalam pelaksanaan, penulis belum mengetahui minat peserta terhadap olahraga bola voli, apakah mengikuti ekstrakurikuler bola voli karena terpaksa atau karena benar-benar ingin berprestasi.
Prestasi olahraga di Kroya memiliki potensi yang sangat besar. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kejuaraan-kejuaraan yang pernah diikuti baik di tingkat lokal maupun di tingkat regional. Di Kecamatan Kroya tiap tahunnya diadakan kejuaraan POPDA tingkat daerah yang diikuti semua sekolah tingkat menengah SMP yang ada di Kroya dan kejuaraan POPDA tingkat Karsidenan Banyumas. Kejuaraan-kejuaraan yang dilaksanakan di Kroya meliputi, kejuaraan umum perayaan 17 Agustus 1945, perebutan juara 1 tingkat UMP,UNSOED dan kejuaran tingkat daerah di Kabupaten Cilacap tahun 2010.
Agar pembinaan prestasi olahraga Di Kecamatan Kroya dapat direncanakan dengan baik maka perlu di ketahui terlebih dahulu minat siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler olahraga termasuk olahraga bola voli. Dalam hal motivasi  siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola voli karena ingin berprestasi atau sekedar untuk mengisi waktu sore hari di sekolah agar mendapatkan tambahan uang saku dari orang tua, dan di anggap anak yang rajin dimata masyarakat lingkungan rumahnya.
Dari kenyataan yang ada di lapangan atau gambaran yang ada tentunya tidak terlepas dari peran guru dan pelatih yang profesional. Menurut Agus .S. Suryobroto (2001: 76), guru yang kurang melakukan persiapan, baik secara tertulis maupun tidak tertulis, baik secara fisik maupun mental akan mengakibatkan pembelajaran berlangsung kurang sistematis”. Di kecamatan Kroya ekstrakurikuler bola voli merupakan program yang tidak diwajibkan oleh sekolah, yang diwajibkan adalah pramuka dan hal ini secara psikologis mendorong siswa secara keseluruhan untuk mengikuti ekstrakurikuler yanng diwajibkan oleh sekolah yaitu pramuka, dengan berbagai alasan seperti takut dihukum jika tidak mengikutinya, takut tidak naik kelas, dan takut terkena marah guru.
Sedangkan ekstrakurikuler bola voli tidak diwajibkan sehingga pihak sekolah seakan-akan mempunyai pardigama jika ada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli banyak maka akan diadakan ekstrakurikuler, jika pesertanya hanya sedikit pihak sekolah seakan-akan tutup mata dan kurang mendukung program ekstrakurikuler, baik dukungan secara materi maupun moral bagi peserta ekstrakurikuler bola voli. Dampaknya guru atau pembina ekstrakurikuler akan kurang maksimal dalam pelaksanaan mengajar ekstrakurikuler dan kretivitas guru berkurang dalam hal memberi porsi materi  seakan-akan hanya sebagai formalitas saja dalam membina ekstrakurikuler bola voli.
Berdasarkan pengamatan dan kenyataan yang ada, bahwa siswa SMP Negeri se-Kecamatan Kroya yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola voli masih tergolong rendah kualitasnya. Pada tahun 2009 yang mengikuti ekstrakurikuler bola voli berjumlah 95 siswa dan pada tahun 2010 berjumlah 117 siswa, hal ini dapat di lihat dari kenyataan, bahwa jumlah peserta kegiatan ekstrakurikuler bola voli tahun ajaran 2010/2011 meningkat. Tetapi peningkatan tidak signifikan karena hanya bertambah 12 siswa dari 95 menjadi 117 siswa dari 6 SMP Negeri se-Kecamatan Kroya antara lain: (1) SMP Negeri 1 Kroya (2) SMP Negeri 2 Kroya (3) SMP Negeri 3 kroya (4) SMP Negeri 4 Kroya  (5) SMP Negeri  5 Kroya (6) SMP Negeri  6 Kroya.
Selain dari proses pembelajaran bola voli dan kegiatan ekstrakulikuler yang telah diuraikan di atas, ada dua faktor yang menjadi penghambat dalam kegiatan pembelajaran bolavoli di SMP  Negeri se-Kecamatan Kroya. Faktor yang pertama adalah faktor intern (siswa) yang berindikasikan jasmani yaitu pada diri siswa dan psikis. Faktor yang kedua adalah faktor ekstern yang berindikasikan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan suatu penelitian yang berjudul Minat Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Olahraga Bola Voli SMP  Negeri se-Kecamatan Kroya tahun 2011

B.     Identifikasi Masalah
Atas dasar pemikiran tersebut di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1.      Pergaulan remaja dan kemajuan teknologi membuat minat dan bakat anak-anak terhadap olahraga semakin berkurang.
2.      Prestasi olahrga bola voli rendah.
3.      Kurangnya motivasi dan variasi mengajar Guru Pembina ekstrakurikuler bola voli.
4.      Kurangnya perhatian pihak sekolah terhadap kegiatan ekstrakurikuler bola voli.
5.      Minat siswa peserta ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya terhadap olahraga bola voli.



C.    Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas dan mengingat terbatasnya waktu dan kemampuan yang ada, perlu kiranya diberikan pembatasan masalah agar penelitian lebih terarah dan menghindari meluasnya permasalahan. Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah pada minat peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya Tahun  Ajaran 2010/2011.

D.    Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Seberapa besar minat peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli di SMP Negeri Se-Kecamatan Kroya?

E.     Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui mengetahui minat peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya.

F.     Manfaat Penelitian
Dari kegiatan penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat  sebagai berikut :


1.         Secara teoritis :
a.         Bagi guru pendidikan jasmani, untuk mengetahui faktor – faktor yang menghambat pembelajaran ekstrakurikuler bola voli.
b.        Bagi siswa, memberikan masukan bahwa minat belajar merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengruhi prestasi belajar.
2.         Secara Praktis :
a.         Bagi guru pendidikan jasmani, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki proses belajar mengajar terutama dalam menumbuhkan minat siswa.
b.        Bagi siswa, setelah diketahui seberapa minat siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya terhadap permainan bola voli, diharapkan akan dapat meningkatkan minat dan meningkatkan perkembangan bola voli di Kroya.


                                                                            BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A.    Deskripsi Teori
1.      Permainan Bola Voli
a.      Tinjauan Sejarah Permainan Bola Voli
Pada awal penemuannya, olahraga permainan bola voli ini diberi nama Mintonette. Olahraga Mintonette ini pertama kali ditemukan oleh seorang Instruktur pendidikan jasmani (Director of Phsycal Education) yang bernama William G. Morgan di YMCA pada tanggal 9 Februari 1895, di Holyoke, Massachusetts (Amerika Serikat).
William G. Morgan dilahirkan di Lockport, New York pada tahun 1870, dan meninggal pada tahun 1942. YMCA (Young Men’s Christian Association) merupakan sebuah organisasi yang didedikasikan untuk mengajarkan ajaran-ajaran pokok umat Kristen kepada para pemuda, seperti yang telah diajarkan oleh Yesus. Organisasi ini didirikan pada tanggal 6 Juni 1884 di London, Inggris oleh George William (Suharno H.P,1984: 4).
Setelah bertemu dengan James Naismith (seorang pencipta olahraga bola basket yang lahir pada tanggal 6 November 1861, dan meninggal pada tanggal 28 November 1939), Morgan menciptakan sebuah olahraga baru yang bernama Mintonette. Sama halnya dengan James Naismith, William G. Morgan juga mendedikasikan hidupnya sebagai seorang instruktur pendidikan jasmani. William G. Morgan yang juga merupakan lulusan Springfield College of YMCA, menciptakan permainan Mintonette ini empat tahun setelah diciptakannya olahraga permainan basketball oleh James Naismith. Olahraga permainan Mintonette sebenarnya merupakan sebuah permainan yang diciptakan dengan mengkombinasikan beberapa jenis permainan. Tepatnya, permainan Mintonette diciptakan dengan mengadopsi empat macam karakter olahraga permainan menjadi satu, yaitu bola basket, baseball, tenis, dan yang terakhir adalah bola tangan (handball). Pada awalnya, permainan ini diciptakan khusus bagi anggota YMCA yang sudah tidak berusia muda lagi, sehingga permainan ini-pun dibuat tidak seaktif permainan bola basket (Suharno H.P,1984: 5).
Perubahan nama Mintonette menjadi volleyball (bola voli) terjadi pada pada tahun 1896, pada demonstrasi pertandingan pertamanya di International YMCA Training School. Pada awal tahun 1896 tersebut, Dr. Luther Halsey Gulick (Director of the Professional Physical Education Training School sekaligus sebagai Executive Director of Department of Physical Education of the International Committe of YMCA) mengundang dan meminta Morgan untuk mendemonstrasikan permainan baru yang telah ia ciptakan di stadion kampus yang baru. Pada sebuah konferensi yang bertempat di kampus YMCA, Springfield tersebut juga dihadiri oleh seluruh instruktur pendidikan jasmani. Dalam kesempatan tersebut, Morgan membawa dua tim yang pada masing-masing tim beranggotakan lima orang.
Dalam kesempatan itu, Morgan juga menjelaskan bahwa permainan tersebut adalah permainan yang dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan dengan sangat leluasa. Dan menurut penjelasannya pada saat itu, permainan ini dapat juga dimainkan oleh banyak pemain. Tidak ada batasan jumlah pemain yang menjadi standar dalam permainan tersebut. Sedangkan sasaran dari permainan ini adalah mempertahankan bola agar tetap bergerak melewati net yang tinggi, dari satu wilayah ke wilayah lain (wilayah lawan).
b.      Azas dan Tujuan Permainan Bola Voli
Pada awalnya ide dasar permainan bola voli itu adalah memasukkan bola ke daerah lawan melewati suatu rintangan berupa tali atau net dan berusaha memenangkan permainan dengan mematikan bola itu di daerah lawan. Mem-voli artinya memainkan atau memantulkan bola sebelum bola jatuh atau bola menyentuh lantai (M. Yunus, 1992: 1).
Sebagai aturan dasar, bola dipantulkan seluruh badan. Pada dasarnya permainan bola voli ini adalah permainan tim atau regu, meskipun sekarang sudah mulai dikembangkan permainan bola voli dua lawan dua atau satu lawan satu yang lebih mengarah pada tujuan rekreasi seperti voli pantai yang mulai berkembang dan sekarang sudah dipertandingkan di tingkat dunia sebagai prestasi. Aturan dasar lainnya, bola voli dipantulkan dengan temannya secara bergantian tiga kali berturut-turut sebelum disebrangkan di daerah lawan.
Tujuan bermain yang berawal dari tujuan yang bersifat rekreatif untuk mengisi waktu luang atau sebagai selingan setelah bekerja, kemudian berkembang kearah tujuan-tujuan yang lain seperti tujuan mencapai prestasi yang tinggi, meningkatkan prestise diri, mengharumkan nama daerah, bangsa dan negara. Selain itu permainan bola voli bagi banyak orang, bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesegaran jasmani atau kesehatan
c.       Syarat-Syarat Bibit Pemain Bola Voli yang Baik
Salah satu modal dasar untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam suatu cabang olahraga adalan memiliki bibit yang berbakat sesuai dengan tuntutan dan spesifikasi masing-masing cabang olahraga itu (M. Yunus, 1992:11).
Di negara yang sudah maju dalam olahraga, latihan-latihan untuk menuju prestasi yang tinggi sudah dilakukan sedini mungkin, sejak anak berusia antara 10 sampai 14 tahun sudah mengikuti program-program latihan yang teratur dan meningkat secara bertahap dalam jangka panjang.
Adapun syarat-syarat untuk menjadi pemain bola voli yang baik  menurut  Suharno H.P, (1984: 8), adalah sebagai berikut:

1)      Syarat-syarat fisik
a)      Kesehatan fisik yang baik, merupakan syarat yang utama agar seorang anak mampu menerima beban dalam latihan, alat-alat dalam (jantung, paru-paru, dan lain-lain).
b)      Tidak memiliki cacat fisik yang dapat mengganggu dalam proses meningkatkan ketrampilan.
c)      Mempunyai potensi untuk tumbuh mencapai postur badan yang tinggi, sekurang-kurangnya 165 cm untuk putri dan 180 untuk putra.
d)     Memiliki unsur teknik yang tinggi dapat dikembangkan manjadi pemain yang baik: kecepatan, power, stamina, koordinasi, kelentukan dan kelincahan.
e)      Secara fisiologi mempunyai serabut otot putih lebih banyak dari serabut otot merah.
2)      Syarat-syarat non fisik
Dapat dipengaruhi, merupakan determinan sikap dan pendorong suatu tindakan terarah pada tujuan tertentu untuk mendapat kepuasan atau menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan, baik disadari atau tidak disadari, dan ada hubungan dengan aspek sebagai berikut:
a)      Memiliki sikap mental dan kepribadian yang baik antara lain: ketekunan, kerjasama, semangat juang, kejujuran, dan lain-lain.
b)      Memiliki tingkat kecerdasan yang cukup, yang merupakan faktor bawaan (bakat), serta dapat pula diukur dengan tes IQ dan dapat di­kembangkan malalui pendidikan, pemberian gizi yang, baik dan pengalaman.
c)      Motivasi. Motivasi adalah modal penggerak dan pendorong yang bersifat dinamik kognitif.
(M. Yunus, 1992: 12)
     
Sedang pembagian motivasi menurut Sudibyo yang dikutip oleh M.Yunus (1992: 12) ada dua macam yaitu:
1)      Motivasi intrinsik (internal) yaitu dorongan yang datang dari dalam diri atlet itu sendiri seperti: perasaan harga diri, kebanggan, percaya diri, ingin beprestasi, ingin sehat, ingin berhubungan dengan orang lain atau mencari teman dan lain-lain.
2)      Motivasi ekstrinsik (eksternal) yaitu dorongan yang datang dari luar diri atlet seperti: penghargaan, hadiah materi, pujian, kedudukan, dan lain-lain.

Bakat yang hak jika tidak di ikuti dengan motivasi yang tinggi, akan sangat sulit untuk mencapai prestasi yang optimal (terutama motivasi interinsik
d.      Teknik Dasar Permainan Bola Voli
Permainan bola voli dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri 6 pemain, mengingat permainan ini beregu maka pola kerja pemain mutlak, perlu diperhatikan kerja sama tim dan sifat toleransi antar pemain sangat diperlukan. Maka perlu kiranya setiap pemain secara perorangan mempunyai teknik dasar secara sempurna, dikarenakan: 1. Permainan bola voli mempunyai tempo yang cepat, sehingga untuk memainkan bola sangat terbatas. 2. Untuk mengembangkan teknik dasar yang tinggi hanya dimungkinkan jika teknik dasar tersebut dikuasai dengan baik.
Hal ini sesuai dengan pendapat Suharno H.P (1982: 13), bahwa teknik permainan bola voli perlu dipelajari terlebih dahulu sebelum bermain, karena penguasaan teknik dasar merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan kalah menangnya suatu regu dalam suatu pertandingan.
Di sekolah atau diperkumpulan olahraga bola voli pada umumnya anak hanya diberi latihan teknik dasar sesuai program yang telah dipersiapkan sebelumnya, maka perlu diberikan bentuk latihan yang berbeda yang dapat mengarah pada peningkatan prestasi.
Teknik adalah cara melakukan atau cara melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif. Teknik dalam permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal (M. Yunus, 1992: 68).
Sedangkan menurut Suharno H.P (1982: 12), teknik adalah suatu proses keaktifan jasmani dan membuktikan suatu praktek dengan sebaik-baiknya mungkiri untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan bola voli.
Dalam pengertian kecakapan bermain bola voli, teknik ini erat kaitanya sehubungan dengan kemampuan kondisi fisik, taktik, dan mental. Teknik dasar bola voli harus dipelajari terlebih dahulu agar dapai mengembangkan mutu prestasi permainan bola voli. Teknik permainan boia voli yang baik selalu berdasarkan pada teori dan hukum-hukum dalam ilmu dan pengetahuan yang menunjang pelaksanaan teknik tersebut, seperti: biomekanik, anatomi, fisiologi, kinesiologi, dan ilmu-ilmu penunjang lainya, serta berdasarkan peraturan yang berlaku.
Pentingnya penguasaan teknik dasar permainan bola voli menurut Suharno H.P (1982: 13) sebagai berikut:
1)      Hukuman terhadap pelanggaran permainan yang berhubungan dengan  kesalahan dalam melakukan teknik.
2)      Karena terpisahnya tempat antara regu satu dengan regu yang lain, sehingga tidak terjadi adanya sentuhan badan dari pemain lawan, maka pengawasan wasit terhadap kesalahan lawan, kesalahan teknik itu lebih seksama.
3)      Banyaknya unsur-unsur yang menyebabkan terjadinya kesalahan-kesalahan teknik ini antara lain: membawa bola, mendorong bola, mengangkat bola, dan pukulan ganda atau rangkap.
4)      Permainan bola voli adalah permainan cepat, artinya waktu untuk memainkan bola, sangat terbalas, sehingga penguasaan teknik yang tidak sempurna akan memungkinkan timbulnya kesalahan-kesalahan teknik yang lebih besar.
5)      Penguasaan taktik-taktik yang tinggi hanya dimungkinkan kalau penguasaan teknik dasar yang tinggi dalam bola voli ini cukup,baik

Dengan melihat kemungkinan-kemungkinan seperti tersebut diatas maka perlu kiranya setiap pemain bola voli secara perorangan berusaha meningkatkan penguasaan teknik-teknik dasar permainan bola voli secara baik.
Adapun teknik dasar dalam permainan bola voli menurut Suharno H.P, (1984: 13 ), itu terdiri dari:
1)      Service
Service adalah tanda saat dimulai suatu pertandingan juga merupakan suatu serangan pertandingan dan juga merupakan serangan bagi regu yang melakukan service.
2)      Passing
Usaha ataupun upaya bagi orang pemain bola voli dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk mengoper bola yang dimainkan dilapangan sendiri. Tujuan utama passing adalah menyajikan bola sebaik mungkin untuk diberikan kepada pengumpan.
3)      Umpan
Umpan adalah sajian bola yang diberikan kepada teman seregu dengan harapan agar bola tersebut dapat dipergunakan untuk menyerang lawan ke daerah lawan untuk n lencapai kemenangan.
4)      Smash
Smash adalah tindakan memukul bola yang lurus kebawah sehingga bola akan bergerak dengan cepat dan menukik melewati atas jaring atau net menuju kelapangan lawan dan lawan akan sulit untuk menerimanya.
5)      Blok
Daya upaya bagi pemain depan untuk menahan bola di dekat jaring atau net setelah bola dipukul oleh lawan.

e.       Ekstrakurikuler Bola  Voli
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah (Depdikbud Unnes, 2003: 69).
Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diikuti oleh siswa yang berminat dan berbakat dengan materi tercantum dalam kurikulum tetapi, termasuk dalam cabang olahraga yang potensial dari intrakurikuler maupun kokurikuler (Anton, 1994: 15).
Ekstrakurikuler dalam penelitian ini adalah kegiatan olahraga bola voli yang dilakukan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan SMP Negeri se-Kecamatan Kroya. Dalam penelitian ini tidak diperlukan hipotesis karena penelitian ini bersifat eksplorasi atau mengungkap.
2.      Minat
a.      Pengertian Minat
Dalam beberapa literatur psikologi, kata minat juga sering disebut 'interest". Sebagian ranah psikologi yang komplek, istilah minat mengandung beberapa penafsiran, sehingga muncul beberapa pengertian diantaranya W. S.Winkel (1991: 105), yang menerima pengertian minat sebagai “kecenderungan yang menetap, subjek merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang tersebut”.
Menurut Dr. Med. Meistasari Tjandrasa (1990: 114) menjelaskan minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melaksanakan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan. menguntungkan, mereka merasa berminat, hal ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang maka minatpun akan berkurang.
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseoarang, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan. Menurut Sugiyanto (1993: 157) menyatakan:
Minat untuk melakukan aktifitas sangat dipengaruhi oleh kesempatan untuk melakukan aktifitas itu sendiri. Apabila sejak kecil anak dikekang atau tidak diberi kesempatan untuk melakukan aktifitas, maka minat untuk melakukan aktifitas itu tidak akan berkembang, sebaiknya apabila kesempatan diberikan dengan cukup, maka minat melakukan aktifitas akan menjadi berkembang.

Minat seseorang adalah salah satu penentu dalam meningkatkan hasil belajar seseorang, ini karena jika sekiranya minat seseorang itu lemah, maka secara otomatis mental dan fisik seseorang akan lemah, dan tidak mampu melakukan sesuatu pekerjaannya, atau mengikuti pelajaran yang diajarkan disekolah. Tentunya seorang siswa yang minatnya kurang pasti kesukaran untuk berpikir, apa lagi untuk menumbuhkan perhatiannya pada pelajaran.
Minat sangat besar pengaruhnya dalam belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya, sehingga siswa enggan untuk belajar dan tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat riswa, lebih rendah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.
Besarnya minat terhadap pedidikan biasanya juga sangat dipengaruhi oleh minat mereka pada pekerjaan. Kalau seseorang itu mengharapkan pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi, maka pendidikan dianggap sebagai batu loncatan. Biasanya seorang lebih menurut minat pada pelajaran-pelajaran yang nantinya akan berguna dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya.
b.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Menurut Yuwono yang di kutip oleh Liza mawandi (2009: 4),  “terdapat beberapa faktor yang mendasari dan mempengaruhi timbulnya minat, yaitu: Pribadi  semangat yang di miliki seseorang, pandangan terhadap objek, dan sikap seseorang terhadap objek, kondisi lingkungan sekitar, keadaan dimana seseorang sering berada.
Menurut Crow and Crow yang diterjemahkan oleh Kasijan (1984: 159 – 160), terdapat faktor yang mendasari dan mempengaruhi timbulnya minat yaitu:
1)      Faktor kebutuhan dari dalam, yaitu berasal dari dalam diri individual yang mendorong pemusatan perhatian dan keterlibatan mental secara aktif. Dorongan mencari makan merupakan dorongan dari dalam yang menimbulkan minat pada kegiatan untuk mencari makan dan sebagainya.
2)      Faktor motif sosial merupakan faktor yang membangkitkan minat pada hal-hal tertentu yang ada hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan sosial dirinya.
3)      Faktor emosional yang merupakan faktor perasaan yang erat kaitannya dengan minat seseorang terhadap suatu objek. Adanya suatu aktifitas yang memberikan keberhasilan dan kesuksesan akan menimbulkan minatnya. Sebaliknya kegaalan seseorang dapat menurunkan minatnya pada bidang yang bersangkutkan.

Dari berbagai pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah perasaan suka yang dihubungkan dengan suatu objek di luar individu dan perasaan suka tersebut dapat mendorong individu untuk berbuat sesuatu terhadap objek seperti memberikan perhatian, mempelajari atau ikut terlibat dalam objek tersebut.
Dari uraian tersebut di atas dapat di jelaskan lebih lanjut mengenai kondisi objektif tentang minat yang ada dalam kelompok siswa serta faktor yang mempengaruhi kegiatan ekstrakurikuler olahraga sebagai berikut:
1)      Faktor ketertarikan, rasa tertarik yang di maksud oleh penelitian ini adalah rasa tertarik terhadap kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola voli di sekolah.
2)      Menurut Tohirin (2005: 129), perhatian adalah keaktifan jiwa yang tertuju kepada suatu objek atau benda-benda. Dengan demikian suatu kegiatan yang di lakukan seseoarang yang mendalami suatu objek yang di lakukan dengan kemampuan yang tinggi terhadap objek.
3)      Winarti (2008: 13), mengutip dari buku yang dikarang oleh Aton M. Moeliono lingkungan adalah daerah atau kawasan yang termasuk didalamnya baik benda hidup maupun benda mati”, sedangkan menurut Diah Suryani (2007: 1), lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan kita.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu rasa lebih atau suka terhadap suatu objek atau hal tertentu dan tidak ada unsur paksaan dari orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Minat memiliki unsur-unsur sebagai berikut: rasa tertarik, perhatian, aktifitas, dan lingkungan.
c.       Ciri-Ciri Minat
Minat berpengaruh pada pencapaian tujuan terhadap suatu hal yang diinginkan salah satu tolak ukur pencapaian pembelajaran di sekolah dengan mengetahui minat siswa mengikuti pembelajaran. Dengan melihat langsung lapangan pada saat pembelajaran dilakukan, keterlibatan siswa untuk melaksanakan pembelajaran yang diberikan oleh guru sehingga terlihat ceria, gembira, bersemangat dan adakalanya luapan kegembiraan yang berlebihan.
Menurut pendapat dari Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1998: 156) ada beberapa ciri-ciri minat yang dapat didefinisikan, antara lain:
(1) cara mengikuti aktivitas olahraga; (2) serius tidaknya dalam mengikuti aktifitas olahraga. Siswa yang berminat melakukan aktifitas olahraga seperti olahraga bola voli, sepak bola, bulu tangkis, bola basket dan olahraga lainnya tidak akan mengenal lelah dan dapat menikmati kegiatan tersebut, bahkan dengan sendirinya ia berlatih sendiri tanpa ada yang membimbing.

Siswa yang berminat terhadap ektrakurikuler bola voli misalnya ia akan memiliki harapan atau cita-cita dari kegiatan tadi dalam konteks dengan cara melakukannya secara sungguh-sungguh dengan saling mendukung seperti: orang tua, teman, dan orang yang ada disekitarnya. Selain itu sarana dan prasaran sangatlah penting dalam mendukung minat tersebut.
Dorongan yang ada pada diri individu, menggambarkan perlunya perlakuan yang luas, sehingga ciri-ciri terlihat lebih terinci dan jelas sesuai dengan faktor usia. Oleh karena itu ciri-ciri dan minat anak akan menjadi pedoman penyelenggara program aktifitas olahraga dan yang arahnya akan lebih dikategorikan kepada hasil latihan berupa: psikomotor, afektif, kognitif, dan domain yang lain. Dengan adanya penggunaan pedoman maka pandangan dan pengembangan program akan sesuai dengan ketepatan masa berlatih dalam melakukan aktifitas olahraga. Kemudian diharapkan akan muncul dalam pikiran, bahwa pada umumnya siswa memiliki ragam tentang pengertian sehat secara rohani dan sehat secara jasmani yang perlu diperhatikan.
3.      Minat Berprestasi Pada Permainan Bola Voli
Prestasi adalah kecakapan nyata dan dapat diukur secara langsung menggunakan tes. Prestasi merupakan bukti konkret mengenai kemampuan dari seorang siswa yang berkaitan dengan kegiatan siswa.
Perbedaan individu yang mempunyai siswa berprestasi rendah dan mereka yang memiliki minat berprestasi yang tinggi terlihat dari cara mereka melakukan tugas dan memecahkan masalah. Individu yang berminat berprestasi tinggi mereka akan berusaha memperoleh prestasi yang terus meningkat dan mereka merasa bangga dengan prestasi yang diperolehnya, akan bekerja dengan giat, bekerja lebih cepat, dan efisien. Dengan demikian minat berprestasi adalah proses pengikutan gerak yang ada dalam diri seseorang untuk mencapai prestasi sebaik-baiknya, baik oleh dirinya maupun orang lain. Menurut M.Yunus (1992: 174-175) Orang yang memiliki minat prestasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)      Sikap toleransi yang tinggi
2)      Sikap mau bekerjasama
3)      Sikap sportivitas
4)      Saling percaya terhadap teman
5)      Sikap kepercayaan diri
6)      Sikap perasaan takut gagal
7)      Sikap disiplin

Menurut Sunaryo Kartadianto, Ahmad dan Nani M Sagandhi, (1999: 78-73), faktor-faktor yang mempengaruhi minat prestasi adalah sebagai berikut:
a.       Faktor-faktor internal anatara lain:
1)       Gangguan sejak fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat bicara, gangguan panca indera, cacar tubuh, serta penyakit menahun (alergi, asma, dan lainnya).
2)       Ketidakseimbangan mental (adanya gangguan dalam fungsi mental) seperti menampakan kurangnya kemampuan mental, taraf  kecerdasannya semakin kurang.
3)       Kelemahan emosional, seperti tidak aman, kurang bisa menyesuaikan diri, tercekam rasa takut, benci dan antipati, serta ketidak matangan emosi.
4)       Kebiasaan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap yang salah seperti kurang perhatian dan minat, terhadap pelajaran sekolah, malas dalam belajar dan sering bolos.
b.      Faktor-faktor eksternal antara lain:
1)      Faktor dari sekolan, yang berupa:
a)      Sikap kurikulum yang kurang fleksibel
b)      Terlalu berat beban belajar (siswa) dan atau mengajar (guru)
c)      Metode belajar yang kurang memadai.
d)     Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar.
2)      Faktor dari keluarga (rumah) yang berupa:
a)      Keluarga tidak utuh atau kurang harmonis.
b)      Sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya.
3)      Keadaan ekonomi.

Sedangkan menurut Sumadi Suryaberta, (1999: 233-234), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi adalah:
a.       Faktor dari luar.
1)      faktor sosial, yaitu lingkungan sekolah, keluarga dan lingkungan masyarakat.
2)      Faktor non fisik, misalnya keadaan udara, waktu, tempat, dan alat-alat belajar.
b.      Faktor dari dalam.
1)      Faktor-faktor fisiologis
a)      Keadaan jasmani pada umumnya seperti badan sehat maka semangat belajar tinggi.
b)      Keadaan fungsi-fungsi fisiologis, seperti berfungsinya panca indera yang sangat menunjang keberhasilan proses belajar.
2)      Faktor-faktor psikologis
a)      Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas,
b)      Adanya sifat kreatif dan ingin maju,
c)      Adanya keinginan mendapatkan simpati.
d)     Adanya keinginan mendapatkan rasa aman,
e)      Adanya ganjaran atau hukuman sebagai hasil akhir dari belajar.

Dari uraian diatas dapat diduga bahwa minat untuk berprestasi merupakan minat utama yang dimiliki oleh siswa karena adanya penyaluran kebutuhan-kebutuhan seperti menunjukan kemampuan dan prestasi,  menyalurkan hasrat/dorongan untuk sukses, menyalurkan sifat agresif dengan mengaiahtat orang lain, kepentingan kebanggaan kelompok, mencari kegemaran (sensasi), keuntungan material dan mendapatkan popularitas.
Minat untuk berprestasi adalah orientasi tentang seseorang untuk tetap berusaha memperoleh hasil usaha yang terbaik semaksimal mungkin dengan dasar kemampuan untuk tetap bertahan sekalipun gagal, dan tetap berupaya menyelesaikan tugas sebaik-baiknya karena ia meiasa bangga untuk menyelesaikan tugas dengan baik.
  1. Minat Terhadap Permainan Bola Voli Sebagai Pengisi Waktu Luang
Minat berolahraga bervariasi antara individu yang satu dan yang lainnya, perbedaan kebutuhan dan kepentingan baik disebabkan karena perbedaan tingkat umurnya, minat, pekerjaannya dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Menurut M.Yunus (1992: 173) Ada beberapa persyaratan minat berolahraga bagi anak-anak dan orang tua yang tidak mempersiapkan diri untuk bertanding antara lain:
a.       Untuk dapat bersenang-senang dan mendapat kegembiraan.
b.      Untuk melepaskan ketegangan psikis.
c.       Untuk mendapatkan pengalaman.
d.      Untuk dapat berhubungan dengan orang lain.
e.       Untuk kepentingan kebanggaan kelompok.
f.       Untuk memelihara kesehatan tubuh.
g.      Untuk keperluan praktis sesuai pekerjaan.


B.     Penelitian yang Relevan
Penelitian yang berjudul Minat Olahraga Bola Voli SMA Negeri Se- Kabupaten Banjarnegara oleh Anjar Nugroho (2007) dengan metode survei menggunakan angket terhadap 178 responden, menyimpulkan bahwa 95,0% siswa SMA Negeri Se- Kabupaten Banjarnegara berminat terhadap ekstrakurikuler bola voli, sedangkan 5,0% tidak berminat, dan didapat hasil tingginya minat siswa terhadap olahraga bola voli di kabupaten Banjarnegara. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada jenjang yang berbeda dan pada sekolah yang berbeda pula.

C.    Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori, minat merupakan kecenderungan dalam diri individu untuk merasa tertarik terhadap suatu objek serta menunjukan arah perhatian dan mempunyai keinginan untuk terlihat dalam suatu objek tersebut. Minat ini merupakan suatu pernyataan psikis yang bersifat abstrak sehingga dapat di amati secara langsung yang meliputi gejala-gejala dalam perbuatan dan tingkah laku seseorang terhadap objek yang di amati.
Minat berkembang karena adanya dorongan untuk berhubungan langsung atau terlibat dalam suatu benda atau aktifitas. Dorongan untuk terlibat ini yang menjadi penyebab seseorang berminat terhadap suatu objek dan berusaha untuk mendapatkan objek minat tersebut. Minat pada dasarnya merupakan kekuatan pendorong yang mempunyai peran yang sangat penting dalam menghayati suatu objek.
Dalam minat terdapat unsur penting yang berupa rasa tertarik atau senang, perhatian dan keiginan untuk melakukan suatu tindakan yang nyata sesuai dengan kuatnya dorongan untuk mendapatkan objek minat. Hubungannya dengan minat peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga olahraga bola voli se- kecamatan kroya adalah apabila siswa mempunyai minat, siswa tersebut akan memiliki rasa tertarik atau senang terhadap suatu objek dan memberikan perhatiannya terhadap objek tersebut, sedangkan siswa yang tidak berminat, tidak akan memiliki rasa tertarik atau senang dan tidak memberikan perhatiannya, serta tidak mempunyai keinginan untuk terlibat langsung dalam suatu objek tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat adalah faktor dari dalam diri siswa, yaitu faktor yang terlibat dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor dari luar  diri siswa, yaitu faktor yang timbul dari luar siswa karena lingkungannya, kemudian faktor motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengetahuan, faktor emosional yaitu ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian pada objek tertentu.


                                                        BAB III
METODE PENELITIAN


A.     Desain Penelitian
1.       Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan menggunakan metode survey dan teknik pengambilan data menggunakan angket berupa pernyataan secara tertulis yang diberikan kepada responden untuk diisi sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Menurut Ronny Kountur (2004: 105) penelitian deskriptif (descriptive research) adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang diteliti”.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah semua data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik deskriptif (Sugiyono, 2008: 3).
2.       Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2011 di SMP Negeri se-Kecamatan Kroya. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut:
Tabel 1. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat
Waktu
SMP Negeri 1 Kroya
11 Juli 2011
SMP Negeri 2 Kroya
12 Juli 2011
SMP Negeri 3 Kroya
13 Juli 2011
SMP Negeri 4 Kroya
14 Juli 2011
SMP Negeri 5 Kroya
15 Juli 2011
SMP Negeri 6 Kroya
16 Juli 2011

B.     Definisi Operasional Variabel Penelitian
Untuk menyatukan pandangan mengenai istilah dalam penelitian ini, maka variabel dalam penelitian adalah Minat Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya.
Minat dalam mengikuti pembelajaran ekstrakurikuler bola voli yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kecenderungan dalam diri siswa SMP Negeri se-Kecamatan Kroya dalam hal rasa tertarik, perhatian, aktivitas, dan lingkungan dalam permainan bola voli.

  1. Populasi
Menurut Sugiyono (2010: 117) populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang meliputi kuantitas dan karakteristrik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristrik atau sifat yang dimiliki subyek atau obyek itu.
Melihat definisi diatas maka peneliti dapat menetapkan bahwa populasi penelitian ini adalah semua siswa siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya yang berjumlah 112 siswa dari 6 SMP Negeri yang ada di Kecamatan Kroya. Adapun rinciannya sebagai berikut:
Tabel 2. Rincian Populasi
No.
Nama Sekolahan
Jumlah
1
SMP Negeri 1 Kroya
20
2
SMP Negeri 2 Kroya
17
3
SMP Negeri 3 Kroya
20
4
SMP Negeri 4  Kroya
18
5
SMP Negeri 5  kroya
             18
6
SMP Negeri 6 Kroya
19

Jumlah
112

Pada penelitian ini peneliti menggunakan penelitian populasi. Penelitian populasi dilakukan karena peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada di dalam populasi.

D.     Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2010: 148). Masing-masing instrumen mempunyai keunggulan dan kelemahan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket atau kuesioner. Angket atau kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2010:194). Pada penelitian ini angket yang digunakan adalah angket tertutup Angket secara tertutup karena angket tersebut telah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih langsung jawabannya. Metode angket ini digunakan untuk mengungkap seberapa besar minat peserta ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya terhadap olahraga bola voli.
  1. Penyusunan Instrumen
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Sedangkan instrumentasi adalah proses pengumpulan data tersebut (Ronny Kountur: 2004: 35).
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala, skala yang digunakan dalam instrumen ini adalah Skala Likert. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.
Untuk mengukur variabel ini digunakan kuesioner tertutup terdiri dari 36 butir pernyataan dengan empat pilihan jawaban, sangat setuju, setuju, kurang setuju dan tidak setuju.
Untuk memperoleh data yang diinginkan perlu dibuat kisi-kisi instrumen yang akan dibuat, hal ini memperhatikan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian itu sendiri. Penyusunan instrumen harus berpedoman pada kajian teori yang dijadikan dasar dalam menentukan variabel penelitian. Dari variabel tersebut kemudian dijabarkan menjadi indikator penyusunan untuk membuat butir pertanyaan atau pernyataan. Disini instrumen yang ada harus terdiri dari indikator-indikator dari pencapain tujuan tersebut. Adapun langkah-langkah dalam menyusun instrumen adalah sebagai berikut:
a.    Mendefinisikan variabel
b.    Merumuskan indikator
c.    Menyusun kisi-kisi
d.    Menyusun butir pertanyaan/pernyataan, kalibrasi ahli, uji keterbacaan
e.    Uji coba, analisis (validitas dan reliabilitas)
Dalam penelitian ini faktor-faktor yang dimaksud dalam minat siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya terhadap olahraga bola voli adalah sebagai berikut:
a.    Faktor rasa tertarik atau rasa senang terhadap olahraga bola voli. Jumlah score menunjukkan tingkat ketertarikan siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya terhadap olahraga bola voli
b.    Faktor perhatian terhadap olahraga bola voli. Jumlah score menunjukkan tingkat perhatian siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya terhadap olahraga bola voli.
c.    Faktor aktivitas terhadap olahraga bola voli. Jumlah score menunjukkan tingkat aktivitas siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya terhadap olahraga bola voli.
d. Faktor lingkungan terhadap olahraga bola voli. Jumlah score menunjukkan tingkat lingkungan siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya terhadap olahraga bola voli. Untuk memudahkan pembuatan instrument (angket) dalam penelitian ini, maka sebelumnya dibuat terlebih dahulu kisi-kisi yang berdasarkan indikator yang ada pada tabel 3 berikut ini:
Tabel 3. Kisi-Kisi  Ujicoba Instrumen
Variabel
Faktor
Indikator
Instrumen
Jml
Item
No.Item
Minat peserta ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya terhadap olahraga bola voli.

1.   Rasa Tertarik
Kegembiraan
4
1, 2, 3, 4
Kesehatan
3
5, 6, 7
Kebutuhan&pekerjaan
4
8, 9, 10, 11
2.      Perhatian
Sikap toleransi yang tinggi
4
12, 13, 14, 15
Disiplin
4
16, 17, 18, 19
Sikap sportivitas
4
20, 21, 22, 23
3.       Aktifitas
Persetujuan orang tua
4
24, 25, 26, 27
4.       Lingkungan
Keluarga
4
28, 29, 30, 31
Sekolah
4
32, 33, 34, 35, 36


Total
36
                                                  
Tiap-tiap pertanyaan disediakan alternatif jawaban yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan penskoran didasarkan pada Skala Likert, maka setiap jawaban mempunyai bobot sebagai berikut :
Tabel 4. Skor alternatif jawaban kuesioner

Pernyataan
Alternatif  jawaban
skor
Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
4
3
2
1

  1. Uji Coba Instrumen
Sebelum instrument digunakan dalam penelitian, maka instrument harus diuji cobakan terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan guna bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai sudah atau belum terpenuhinya persyaratan. Instrument memunuhi syarat sebagai alat pengumpulan data yang valid dan reliabel. Pengujian dilakukan di SMP Negeri 1 dan 3 Binangun dengan subjek yang digunakan untuk uji coba sebanyak 30 siswa.
a.       Uji Validitas
Validitas merupakan kemampuan instrumen dalam mengukur apa yang hendak  diukur. Validitas suatu instrumen juga merupakan derajat yang menunjukkan suatu instrumen dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Suharsini Arikunto (1999) membedakan atas dua macam validitas yaitu validitas logis dan validitas empiris. Validitas logis merupakan validitas yang diperoleh melalui cara-cara yang benar sehingga menurut logika akan dapat dicapai suatu tingkat validitas yang dikehendaki. Validitas empiris adalah validitas yang diperoleh dengan jalan mencobakan instrumen pada sasaran yang sesuai dengan sasaran dalam penelitian (responden).
Validitas logis suatu instrumen dapat diperoleh dengan jalan mengkonsultasikan butir-butir instrumen yang telah disusun kepada para ahli (judgment experts). Para ahli yang ditunjuk adalah beberapa dosen ahli dan praktisi sesuai dengan bidangnya masing-masing, dengan tujuan untuk mendapatkan keterangan apakah maksud kalimat dalam instrumen dapat dipahami oleh responden dan butir-butir tersebut dapat menggambarkan indikator-indikator setiap variabel. Instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Pengujian validitas empiris dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Karl Pearson:
=
Keterangan:
rxy                   : Koefisien korelasi antara x dan y
N               : Jumlah sampel
x                   : Jumlah skor variabel x
∑y             : Jumlah skor variabel y
∑ x 2             : Jumlah skor kuadrat variabel x
∑y2                : Jumlah skor kuadrat variabel y    
∑xy           : Jumlah perkalian antara skor variabel x dan skor variabel y
(Suharsimi Arikunto, 2006:170)
Setelah rhitung ditemukan, kemudian dikonsultasikan dengan  rtabel untuk mengetahui butir yang sahih dan tidak sahih. Dengan perhitungan pedoman apabila rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel pada taraf signifikasi 5 % dengan N= 30 yaitu 0,361 maka butir tersebut valid, dan apabila rhitung lebih kecil dari rtabel maka item tersebut tidak valid.
Interpretasi yang lebih rinci mengenai rhitung tersebut dibagi ke dalam kategori-kategori sebagai berikut:
Tabel 5. Intrepetasi Korelasi Validitas
Nilai rhitung
Intrepetasi Korelasi
0,810 – 1,000
Validitas sangat tinggi
0,610 – 0,800
Validitas tinggi
0,410 – 0,600
Validitas cukup
0,210 – 0,400
Validitas rendah
0,000 – 0,200
Validitas sangat rendah
      (Suharsimi Arikunto, 2009:75)
Pada penelitian ini untuk menghitung koefisien validitas alat evaluasi menggunakan software Microsoft Office Excel 2007. Dari pengujian tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:
a.       Variabel Rasa Tertarik
Berdasarkan indikator-indikator dari variabel Faktor Rasa Tertarik yang jumlahnya 11 butir soal, diperoleh hasil bahwa terdapat 11 butir soal yang valid.
b.      Variabel Perhatian
Berdasarkan indikator-indikator dari variabel Faktor Perhatian yang ang jumlahnya 11 butir soal, diperoleh hasil bahwa terdapat 11 butir soal yang valid.
c.       Variabel Aktivitas
Berdasarkan indikator-indikator dari variabel Faktor Aktivitas yang jumlahnya 4 butir soal, diperoleh hasil bahwa terdapat 4 butir soal yang valid.
d.      Variabel Lingkungan
Berdasarkan indikator-indikator dari variabel Faktor Lingkungan yang jumlahnya 10 butir soal, diperoleh hasil bahwa terdapat 9 butir soal yang valid dan 1 butir soal yang gugur.
b.      Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas sama dengan konsistensi atau keajekan. Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur.
Reliabilitas suatu tes pada umumnya diekspresikan secara numerik dalam bentuk koefisien. Koefisien  tinggi menunjukkan reliabilitas tinggi, sebaliknya jika koefisien rendah maka reliabilitas tes rendah. Untuk menguji reliabilitas instrumen ini menggunakan rumus koefisien Alpha Cronbach dengan bantuan aplikasi Microsoft Excel 2007. Adapun rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut :
Keterangan:
r11  : Koefisien reliabilitas yang dicari
∑Si: Jumlah varians skor tiap item
St  : Varians total
k   : Banyaknya butir  (Buchari Alma, 2004: 125)

Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari rtabel dengan nilai tabel r product moment dengan df = N-1 = 30 - 1 = 29, signifikan 5% maka diperoleh rtabel = 0,361 (Buchari Alma 2004:128). Dengan tabel pedoman memberikan interpretasi koefisien adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Pedoman interpretasi koefisien korelasi

Koefisien ( r )
Kategori
0.00 - 0.199
Sangat Rendah
0.20 - 0.399
Rendah
0.40 - 0.599
Sedang
0.60 - 0.799
Kuat
0.80 - 1.000
Sangat Kuat
(Sugiyono, 2008:257)
                              Dari pengujian tersebut diperoleh hasil reabilitas faktor rasa tertarik 0,846, reabilitas faktor perhatian 0,832, reabilitas faktor aktivitas 0,756, dan reabilitas faktor lingkungan adalah 0,797.
                        Setelah dilakukan analisis ujicoba instrumen, maka kisi-kisi instrumen pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 7. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Variabel
Faktor
Indikator
Instrumen
Jml
Item
No.Item
Minat peserta ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya terhadap olahraga bola voli.

1.    Rasa Tertarik
Kegembiraan
4
1, 2, 3, 4
Kesehatan
3
5, 6, 7
Kebutuhan&pekerjaan
4
8, 9, 10, 11
2.    Perhatian
Sikap toleransi yang tinggi
4
12, 13, 14, 15
Disiplin
4
16, 17, 18, 19
Sikap sportivitas
4
20, 21, 22, 23
3.    Aktifitas
Persetujuan orang tua
4
24, 25, 26, 27
4.    Lingkungan
Keluarga
4
28, 29, 30, 31
Sekolah
4
32, 33, 34, 35


Total
35

E.     Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian ini yaitu pada angket tertutup berupa data yang bersifat kualitatif yang kemudian di skor sehingga diperoleh data kuantitatif. Data yang berbentuk angka-angka tersebut dapat diukur persentasenya, dari uraian tersebut, bahwa teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik diskripsi kuantitatif.
Teknik analisis statistik deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2008:207-208).
Penilaian seberapa besar minat peserta ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya terhadap olahraga bola voli, menggunakan rumus persentase sebagai berikut:
Guna mempermudah proses selanjutnya hasil dari analisis ini divisualisasikan dalam bentuk histogram. Pengkatagorian dilaksanakan berdasarkan Mean ideal dan SD ideal yang diperoleh :
Mean ideal (Mi)    = ½ (Skor tertinggi + Skor terendah)
SD ideal    = 1/6 (Skor tertinggi + Skor terendah)
      Tingkat kecenderungan variabel dibedakan menjadi empat katagori yaitu  sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah. Kempat katagori tersebut ditentukan dengan rumus sebagai berikut : 
Katagori Sangat Tinggi     : X ≥ (Mi + 1 SDi)
Katagori Tinggi                : Mi ≥ X > (Mi + 1 SDi)
Katagori Rendah               : (Mi – 1 SDi) ≥ X > Mi
Katagori Sangat Rendah   : X < (Mi – 1 SDi)


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Deskripsi Lokasi, Subjek dan Data Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di 6 SMP Negeri Se-Kecamatan Kroya yang terdiri dari SMP Negeri 1 Kroya, SMP Negeri 2 Kroya, SMP Negeri 3 Kroya, SMP Negeri 4 Kroya, SMP Negeri 5 Kroya, dan SMP Negeri 6 Kroya. Waktu pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 11–25 Juli 2011. Subjek dalam penelitian adalah semua siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri Se-Kecamatan Kroya yang berjumlah 117 siswa dari 6 SMP Negeri yang ada di Kecamatan Kroya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagi angket kepada responden.

B.     Hasil Penelitian
Data hasil penelitian minat siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri Se-Kecamatan Kroya terhadap olahraga bola voli dideskripsikan berdasarkan jawaban siswa dari angket yang telah disebarkan. Pada penelitian ini, diukur dengan angket yang berjumlah 35 butir pertanyaan. Skor yang diperoleh dari pengisian angket oleh siswa menggambarkan minat yang dimilikinya. Data minat siswa diukur dengan menggunakan model skala likert dengan alternatif  jawaban dimana kriteria penilaiannya adalah 1 untuk skor terendah dan 4 untuk skor tertinggi. Berikut ini disajikan analisis statistik deskriptif data minat siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli.

Tabel  8. Statistik Deskriptif  Minat Minat Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Olahraga Bola Voli SMP Negeri Se –Kecamatan Kroya
Statistics
N
Valid
112
Missing
0
Mean
102.13
Median
102.50
Mode
99
Std. Deviation
15.673
Range
67
Minimum
64
Maximum
131
Sum
11439
Sumber : Data penelitian 2011, diolah
Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa diperoleh diperoleh skor tertinggi sebesar 131 dan skor terendah  sebesar 64. Dari skor tersebut diperoleh mean (M) sebesar 102,13, median (Me) sebesar 102,50, modus (Mo) sebesar 99, dan standar deviasi (SD) sebesar 15,673. Jumlah kelas interval ditentukan dengan rumus K = 1 + 3,3 log 112, hasilnya adalah 7,76 dibulatkan menjadi 8.
Langkah selanjutnya mengidentifikasi kecenderungan minat siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli dengan penentuan mean 1/2 ( 131 + 64 ) dan didapatkan hasil 97,5. Standar deviasi adalah sebesar 1/6 ( 131 – 64 ) dan diperoleh hasil 11,6. Berdasarkan data tersebut maka dapat dibuat distribusi kecenderungan sebagai berikut :




Tabel 9. Distribusi Frekuensi Minat Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Olahraga Bola Voli SMP Negeri SeKecamatan Kroya
No
Skor
Frekuensi(F)
(%)
Kategori
1.
2.
3.
4.

 109
97,5-108,9
86 - 97,4
< 86
39
33
24
16
34,8
29,5
21,4
14,3
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Total

112
100

Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel di atas frekuensi minat siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli pada kategori sangat tinggi sebanyak 39 siswa (34,8%), kategori tinggi sebanyak 33 siswa (29,5%), kategori rendah sebanyak 24 siswa (21,4%), dan kategori sangat rendah sebanyak 16 siswa (14,3%). 


Hasil penelitian masing-masing faktor minat siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli di SMP Negeri Se- Kecamatan Kroya pada penelitian ini meliputi rasa tertarik, perhatian, aktifitas, dan lingkungan. Hasil analisis deskriptif data tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Minat Siswa/Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Olahraga Bola Voli Di SMP Negeri Se-Kecamatan Kroya Berdasarkan Faktor Rasa Tertarik
Pada penelitian ini, diukur dengan angket yang berjumlah 11 butir pertanyaan. Skor yang diperoleh dari pengisian angket oleh siswa menggambarkan minat yang dimilikinya. Data minat siswa diukur dengan menggunakan model skala likert dengan alternatif  jawaban dimana kriteria penilaiannya adalah 1 untuk skor terendah dan 4 untuk skor tertinggi. Berikut ini disajikan analisis statistik deskriptif faktor rasa tertarik siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli di SMP Negeri Se-Kecamatan Kroya.
Tabel  10. Statistik Deskriptif Faktor Rasa Tertarik
Statistics
RasaTertarik

N
Valid
112
Missing
0
Mean
32.96
Median
33.00
Mode
32
Std. Deviation
5.512
Range
23
Minimum
21
Maximum
44
Sum
3691
Sumber : Data penelitian 2011, diolah
Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa diperoleh diperoleh skor tertinggi sebesar 44 dan skor terendah  sebesar 21. Dari skor tersebut diperoleh mean (M) sebesar 32,96, median (Me) sebesar 33,0, modus (Mo) sebesar 32, dan standar deviasi (SD) sebesar 5,512. Jumlah kelas interval ditentukan dengan rumus K = 1 + 3,3 log 112, hasilnya adalah 7,76 dibulatkan menjadi 8.
Langkah selanjutnya mengidentifikasi kecenderungan faktor rasa tertarik siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli dengan penentuan mean 1/2 ( 44 + 21 ) dan didapatkan hasil 32,5. Standar deviasi adalah sebesar 1/6 ( 44 – 21 )dan diperoleh hasil 3,83.
Berdasarkan data tersebut maka dapat dibuat distribusi kecenderungan sebagai berikut:
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Faktor Rasa Tertarik
No
Skor
Frekuensi(F)
(%)
Kategori

1.
2.
3.
4.
 36
32,5 -35,9
29 - 32,4
< 29
35
24
33
20
31,3
21,4
29,5
17,8
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Total


112
100

Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel di atas frekuensi minat siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli pada kategori sangat tinggi sebanyak 35 siswa (31,3%), kategori tinggi sebanyak 24 siswa (21,4%), kategori rendah sebanyak 33 siswa (29,5%), dan kategori sangat rendah sebanyak 20 siswa (17,9%). Kecenderungan rasa tertarik siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola 


2.      Minat Siswa/Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Olahraga Bola Voli Di SMP Negeri Se-Kecamatan Kroya Berdasarkan Faktor Perhatian
Pada penelitian ini, diukur dengan angket yang berjumlah 11 butir pertanyaan. Skor yang diperoleh dari pengisian angket oleh siswa menggambarkan minat yang dimilikinya. Data minat siswa diukur dengan menggunakan model skala likert dengan alternatif  jawaban dimana kriteria penilaiannya adalah 1 untuk skor terendah dan 4 untuk skor tertinggi. Berikut ini disajikan analisis statistik deskriptif data deskriptif faktor perhatian siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli di SMP Negeri Se-Kecamatan Kroya.

Tabel  12. Statistik Deskriptif Data Faktor Perhatian
Statistics
N
Valid
112
Missing
0
Mean
32.79
Median
33.00
Mode
36
Std. Deviation
5.398
Range
26
Minimum
17
Maximum
43
Sum
3672
Sumber : Data penelitian 2011, diolah
Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa diperoleh diperoleh skor tertinggi sebesar 43 dan skor terendah  sebesar 17. Dari skor tersebut diperoleh mean (M) sebesar 32,79, median (Me) sebesar 33, modus (Mo) sebesar 36, dan standar deviasi (SD) sebesar 5,398. Jumlah kelas interval ditentukan dengan rumus K = 1 + 3,3 log 112, hasilnya adalah 7,76 dibulatkan menjadi 8.
Langkah selanjutnya mengidentifikasi kecenderungan faktor perhatian siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli dengan penentuan mean 1/2 ( 43 + 17 ) dan didapatkan hasil 30. Standar deviasi adalah sebesar 1/6 ( 43 – 17 )dan diperoleh hasil 4,3. Berdasarkan data tersebut maka dapat dibuat distribusi kecenderungan sebagai berikut:


Tabel 13. Distribusi Frekuensi Faktor Perhatian
No
Skor
Frekuensi(F)
 (%)
Kategori

1.
2.
3.
4.
 34
30 -33,9
26 29,9
< 26
53
29
19
11
47,3
25,9
17
9,8
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Total


112
100

Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel di atas frekuensi perhatian siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli pada kategori sangat tinggi sebanyak 53 siswa (47,3%), kategori tinggi sebanyak 29 siswa (25,9%), kategori rendah sebanyak 19 siswa (17%), dan kategori sangat rendah sebanyak 11 siswa (9,8%). 
         

3.      Minat Siswa/Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Olahraga Bola Voli Di SMP Negeri Se-Kecamatan Kroya Berdasarkan Faktor Aktivitas
Pada penelitian ini, diukur dengan angket yang berjumlah 4 butir pertanyaan. Skor yang diperoleh dari pengisian angket oleh siswa menggambarkan minat yang dimilikinya. Data minat siswa diukur dengan menggunakan model skala likert dengan alternatif  jawaban dimana kriteria penilaiannya adalah 1 untuk skor terendah dan 4 untuk skor tertinggi. Berikut ini disajikan analisis statistik deskriptif data deskriptif faktor aktivitas siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli di SMP Negeri Se-Kecamatan Kroya.

Tabel  14. Statistik Deskriptif Data Faktor Aktivitas
Statistics
Aktivitas

N
Valid
112
Missing
0
Mean
11.69
Median
12.00
Mode
12
Std. Deviation
2.230
Range
11
Minimum
4
Maximum
15
Sum
1309
Sumber : Data penelitian 2011, diolah
Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa diperoleh diperoleh skor tertinggi sebesar 15 dan skor terendah  sebesar 4. Dari skor tersebut diperoleh mean (M) sebesar 11,69, median (Me) sebesar 12, modus (Mo) sebesar 12, dan standar deviasi (SD) sebesar 2,230. Jumlah kelas interval ditentukan dengan rumus K = 1 + 3,3 log 112, hasilnya adalah 7,76 d8uibulatkan menjadi 8.
Langkah selanjutnya mengidentifikasi kecenderungan faktor aktivitas siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli dengan penentuan mean 1/2 ( 15 + 4 ) dan didapatkan hasil 9,5. Standar deviasi adalah sebesar 1/6 ( 15 – 4 )dan diperoleh hasil 1,83. Berdasarkan data tersebut maka dapat dibuat distribusi kecenderungan sebagai berikut:

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Faktor Aktivitas
No
Skor
Frekuensi(F)
 (%)
Kategori
1.
2.
3.
4.
 11
9,5 -10,9
8 - 9,4
< 8
85
13
9
5
75,9
11,6
8
4,5
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Total


112
100

Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel di atas frekuensi aktivitas siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli pada kategori sangat tinggi sebanyak 85 siswa (75,9%), kategori cukup tinggi sebanyak 13 siswa (11,6%), kategori rendah sebanyak 9 siswa (8%), dan kategori sangat rendah sebanyak 5 siswa (4,5%).  

4.      Minat Siswa/Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Olahraga Bola Voli Di SMP Negeri Se-Kecamatan Kroya Berdasarkan Faktor Lingkungan
Pada penelitian ini, diukur dengan angket yang berjumlah 9 butir pertanyaan. Skor yang diperoleh dari pengisian angket oleh siswa menggambarkan minat yang dimilikinya. Data minat siswa diukur dengan menggunakan model skala likert dengan alternatif  jawaban dimana kriteria penilaiannya adalah 1 untuk skor terendah dan 4 untuk skor tertinggi. Berikut ini disajikan analisis statistik deskriptif data deskriptif faktor lingkungan siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli di SMP Negeri Se-Kecamatan Kroya.

Tabel  16. Statistik Deskriptif Data Faktor Lingkungan
Statistics
N
Valid
112
Missing
0
Mean
24.71
Median
25.00
Mode
21a
Std. Deviation
4.845
Range
23
Minimum
11
Maximum
34
Sum
2767
Sumber : Data penelitian 2011, diolah
Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa diperoleh diperoleh skor tertinggi sebesar 34 dan skor terendah  sebesar 11. Dari skor tersebut diperoleh mean (M) sebesar 24,71, median (Me) sebesar 25, modus (Mo) sebesar 21, dan standar deviasi (SD) sebesar 4,845. Jumlah kelas interval ditentukan dengan rumus K = 1 + 3,3 log 112, hasilnya adalah 7,76 dibulatkan menjadi 8.
Langkah selanjutnya mengidentifikasi kecenderungan minat siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli dengan penentuan mean 1/2 ( 34 + 11 ) dan didapatkan hasil 22,5. Standar deviasi adalah sebesar 1/6 ( 34 – 11 ) dan diperoleh hasil 3,83. Berdasarkan data tersebut maka dapat dibuat distribusi kecenderungan sebagai berikut:



Tabel 17. Distribusi Frekuensi Faktor Lingkungan
No
Skor
Frekuensi(F)

(%)

Kategori
1.
2.
3.
4.
 26
22,5 -25,9
19 - 22,4
< 19
50
22
28
12
44,6
19,6
25
10,7
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Total


112
100

Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel di atas frekuensi faktor lingkungan siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli pada kategori sangat tinggi sebanyak 50 siswa (44,6%), kategori tinggi sebanyak 22 siswa (19,6%), kategori rendah sebanyak 28 siswa (25%), dan kategori sangat rendah sebanyak 12 siswa (10,7%). 

C.    Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian menyimpulkan bahwa minat siswa/peserta ektrakurikuler bola voli SMP Negeri Se-Kecamatan Kroya terhadap olahraga bola voli kategori sangat tinggi  rerata presentasi 34,8%. Faktor-faktor yang mendukung kesimpulan di atas di jelaskan sebagai berikut:
1.      Faktor Rasa Tertarik.
 Rasa tertarik secara umum masuk dalam kategori sangat tinggi sebesar 31%.. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata minat yang dimiliki siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bola voli sangat tinggi. Angka ini menunjukan ketertarikan siswa dalam ekstrakurikuler olahraga bola voli dalam kategori sangat tinggi melihat dari responden yang berjumlah 35 siswa tergolong sangat tinggi, salah satu faktor yang menyebabkan responden memiliki rasa tertarik yang sangat tinggi , kareana pembelajaran ekstrakurikulerr bolavoli menarik dan menggemberikan dilihat dari kekreatifan pelatih ekstrakurikuler, sedangkan yang masuk dalam kategori rendah sebanyak 33 (29,5%), siswa dan sangat rendah 20 (17,9%),  siswa, kecenderungan responden yang rendah dan sangat rendah di karenakan faktor yang beranggapan pembelajaran ekstrakurikuler olahraga bolavoli kurang menarik dan membosankan, hal ini menunjukan bahwa dalam faktor rasa tertarik siswa yang memiliki minat sangat tinggi lebih banyak terhadap ekstrakurikuler olahraga bolavoli. Sehingga sebagai pelatih ekstrakurikuler olahraga bolavoli harus mampu memberikan model pembelajaran ekstrakurikuler olahraga bolavoli yang lebih inovatif agar meningkatkan rasa tertarik siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler olahraga bolavoli.
2.      Faktor perhatian.
Perhatian yang dimiliki siswa dari penelitian ini, pada umumnya masuk pada kategori sangat tinggi yaitu sebesar 47%. Dari faktor ini terlihat bahwa banyak siswa yang perhatian sebanyak 53, dalam hal ini yang menyebabkan siswa memiliki perhatian sangat tinggi di karenakan ada pengharapan dari siswa memperhatikan sesuatu yang mereka sukai sehingga menimbulkan minat yang tinggi terhadap ekstrakurikuler olahraga bolavoli, faktor yang, membentuk perhatian siswa yakni dari cara pelatih menyampaikan materi ekstrakurikuler olahraga bolavoli dan fasilitas sarana dan prasarana ekstrakurikuler yang menunjang, yang ahirnya memotivasi prestasi peserta ekstrakurikuler. Sedangkan siswa yang dalam kategori rendah dan sangat rendah sebanyak 30 siswa, merupakan responden yang merasa kurang perhatian dalam ekstrakurikuler olahraga bolavoli. Perhatian siswa di dapatkan melalui cara penyampaian materi yang di berikan oleh pelatih ekstrakurikuler olahraga bolavoli. Sehingga dapat dikatakan pelatih dalam menarik perhatian siswa harus mengatur cara penyampaian materi sebaik mungkin sehingga siswa dapat lebih perhatian dalam eksrakurikuler olahraga bolavoli.
3.      Faktor aktivitas
Aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan siswa yang dilakukan pada saat proses pembelajaran sehingga tinggi rendahnya tingkat aktivitas yang dilakukan menunjukkan adanya minat siswa dalam proses pembelajaran bolavoli. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor Aktivitas masuk dalam kartegori sangat tinggi yakni sebesar 76%. Sehingga dari segi aktivitas yang di lakukan siswa sangat tinggi sedangkan yang melakukan aktivitas rendah yakni (8 %). Sedangkan yang melakukan aktivitas sangat rendah yakni (4,5 %). Hal ini menunjukan  memberikan pembelajaran bagi pelatih ekstrakurikuler olahraga bolavoli bahwa responden yang rendah dan sangat rendah merasa kurang di perhatikan olah pelatih ekstrakurikuler olahraga bolavoli, jadi seorang pelatih harus memperhatikan tingkat aktivitas yang di lakukan siswa saat mengikuti pembelajaran karena indikator siswa mengikuti pembelajaran yang tinggi akan terlihat antusiasnya yang di tunjukan keaktifan bergerak.
4.      Faktor lingkungan
Lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap siswa. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor Lingkunagn masuk dalam kartegori sangat tinggi yakni sebesar 45%, hal ini menunjukan responden yang memiliki minat yang sangat tinggi di dukung oleh lingkungan yang  senang dengan bolavoli sehingga akan berpengaruh pada siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler olahrag bolavoli. Siswa yang terbiasa berada di lingkungan dengan masyarakat yang cinta bolavoli maka akan terpengaruh untuk ikut bermain, dan sebaliknya siswa yang berkategori rendah yakni (24 %). Sedangkan faktor lingkungan yang sangat rendah yakni (10.7%). Hal yang membuat responden dalam kategori rendah dan sangat rendah yaitu apabila siswa tinggal di lingkungan masyarakat yang kurang menggemari bolavoli maka siswa cenderung tidak aktif dalam permainan olahraga ini. Sehingga secara tidak langsung masyarakat juga mempengaruhi siswa dalam pembelajaran ekstrakurikuler olahraga bola voli. Hal ini memberikan pembelajaran bagi guru, bahwa lingkungan merupakan faktor yang sangat penting, juga di perhatikan untuk menciptakan pembelajaran yang nyaman dan kondusif. Sehingga menimbulkan rasa nyaman dan menjadikan pembelajaran ekstrakurikuler bola voli lebih menyenangkan.


BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN  PENELITIAN
DAN SARAN-SARAN

A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa secara umum minat siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri Se-Kecamatan Kroya terhadap bola voli berada pada kategori sangat tinggi, lebih rinci minat yang dimiliki siswa dapat dijabarkan sebagai berikut:  dalam kategori sangat tinggi, sebesar 39 siswa (34,8%), kategori tinggi sebanyak 33 siswa (29,5%), kategori rendah sebanyak 24 siswa (21,4%), dan kategori sangat rendah sebanyak 16 siswa (14,3%).
Hasil tersebut juga ditunjukkan dari keempat aspek atau faktor minat yang dimiliki siswa mayoritas termasuk dalam kategori sangat tinggi.
B.     Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan penelitian yang antara lain sebagai berikut:
1.      Karena keterbatasan waktu, dana dan tenaga, instrument penelitian yang digunakan hanya angket, padahal untuk meneliti minat seseorang juga diperlukan observasi (pengamatan) yang  mendalam.
2.      Karena penelitian ini menggunakan angket, tidak tertutup kemungkinan para responden dalam mengisi angket tidak bersungguh-sungguh, meskipun peneliti telah meminta para respoonden untuk mengisi angket secara bersungguh – sungguh.
C.    Saran - Saran
Berdasarkan hasil penelitian minat siswa kelas terhadap olahraga bola voli disarankan sebagai berikut :
1.      Bagi Guru
Guru perlu menciptakan inovasi dalam hal metode maupun cara mengajar agar para siswa lebih tertarik terhadap pembelajaran permainan bola voli sehingga dapat menumbuhkan minat siswa. Guru juga harus memotivasi para siswa untuk memperhatikan faktor – faktor yang mendukung minat siswa terhadap pembelajaran permainan bola voli.
2.      Bagi Siswa
Minat siswa terhadap pembelajaran permainan bola voli masih perlu ditingkatkan, oleh karena itu para siswa harus meningkatkan kesadaran untuk belajar lebih giat dan tekun, agar bias berprestasi.
3.      Bagi Peneliti lain
Perlu diadakan penelitian tentang minat siswa terhadap pembelajararan permainan bola voli dengan aspek – aspek yang lain, misalnya aspek kompetesi guru yang mengajar, aspek piskologis siswa, aspek sosial dari pembelajaran permainan bola voli, dan sebagainya.  


 DAFTAR PUSTAKA

Ad. Rooijakkers. 1984. Mengajar Dengan Sukses. Jakarta : gramedia
Arma abdullah dan Agus Sunadji. 1994 Dasar-dasar Penjas. Yogyakarta : FIK UNY

Bimo walgito.1980. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta:andi yogya.
Deptmen pend nasional direktorat jendral pend dasar dan menengah direkrorat pend menengah umum.(2003).  Mata pelajaran Pendidikan jasmani. Jakarta : DIKNAS

Departemen  P dan K . (1970). Pedoman mengajar olahraga pendidikan disekolah dasar. Jakarta : DIKNAS

Departemen pendidikan dan kebudyaan.(1979). Pendidikan nasional . Jakarta: dep p dan k

Dimyati mahmud. (1987). Psikologi Suatu Pengantar. Yogyakarta :UNY FIP
Erita. Y. Diah Sari .(2001). Pengantar Psikologi Lingkungan. Yogyakarta: UAD

Koesno praboharjono.(1989). Pengantar statistik pendidikan. Papua: fkip universitas cinderawasih

Komarudin .(2000). Persepsi Mahasiswa UNY tentang Pendidikan Jasmani. yogyakarta :FIK UNY

M. Yunus. (1992). Olahraga pilihan bola voli. Jakarta : Depdikbud

Rusli lutan. (2001). Mengajar Pendidikan Jasmani. Jakarta: Upi
Sugianto. 1993. Perkembangan dan belajar gerak.jakarta : Universitas Negeri Terbuka Depdikbud

Suharsimi arikunto.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik .Jakarta : PT rineka cipta

Suharno HP. Dasar dasar permainan bola voli. 1982.Jakarta:depdikbud

Sutrisno hadi .(1991). Metodologi Research . Yogyakarta : andi ofset
Slameto.(1998). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: rineka cipta

_________________.(2011). Sejarah bola voli. Diambil tanggal 25 Maret 2011 dari  http://www.scribd.com/doc/15194604/Sejarah-Bola-Voli)