BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Olahraga bola voli
merupakan salah satu cabang olahraga yang semakin memasyarakat. Hal ini
ditunjukan dengan semakin banyaknya masyarakat yang semakin rutin melakukan
olahraga bola voli. Begitu juga di sekolah-sekolah atau lembaga-lembaga
pendidikan yang ada. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, seperti
meningkatkankan kebugaran, meningkatkan prestasi, tubuh menjadi sehat dan kuat,
membantu pertumbuhan dan perkembangan serta sebagai pengisi waktu luang.
Olahraga bola voli
ini dapat dilakukan pada pagi hari maupun sore hari serta dapat dilakukan oleh
anak-anak sampai orang dewasa. Secara umum disebutkan bahwa kondisi kesehatan baik perorangan, kelompok,
atau masyarakat pada hakekatnya dipengaruhi oleh faktor biologi, manusia,
lingkungan, cara atau gaya hidup, kondisi ekonomi dan pelayanan kesehatan (Boediro, 2001: 60).
Pergaulan remaja dan
kemajuan teknologi saat ini yang semakin canggih, tentunya akan mempengaruhi
berbagai aktifitas olahraga. Salah satunya minat dan bakat anak-anak terhadap
olahraga semakin berkurang. Situasi seperti ini sangat berpengaruh terhadap
kondisi kesehatan anak menjadi menurun, daya tahan tubuh lemah, yang
menyebabkan aktifitas belajar terganggu, sehingga prestasi akademik menurun.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan sekolah yang dilakukan diluar jam
pelajaran dengan tujuan memperdalam dan memperluas pengetahuan, meningkatkan
prestasi, menyalurkan minat dan bakat serta melengkapi upaya pembinaan manusia
seutuhnya. Kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang olahraga sangat penting
dilaksanakan karena memiliki fungsi ganda yaitu: (1) untuk melakukan pembinaan
prestasi olahraga, (2) untuk meningkatkan kualitas kesehatan jasmani siswa.
Permainan bola voli memang bukan sekedar
alat untuk mengisi waktu luang atau meningkatkan kesegaran jasmani, melainkan sudah menuntut adanya kualitas
prestasi. Seperti yang dikemukakan oleh Suharno H.P (1982: 10) “Ciri-ciri permainan bola voli abad ke dua
puluh ini tidak hanya merupakan olahraga yang bersifat rekreasi, sekedar alat
untuk meningkatkan kesegaran jasmani, melainkan telah menuntut kualitas prestasi yang setinggi-tingginya”.
Kegiatan ekstrakurikuler bola voli pada SMP Negeri di Kecamatan Kroya merupakan kegiatan olahraga yang
favorit, sehingga tiap-tiap sekolah mempunyai tim bola voli. Tetapi dalam pelaksanaan, penulis belum mengetahui
minat peserta terhadap olahraga bola voli, apakah mengikuti ekstrakurikuler
bola voli karena terpaksa atau karena benar-benar ingin berprestasi.
Prestasi olahraga di Kroya memiliki potensi yang sangat besar. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
kejuaraan-kejuaraan yang pernah diikuti baik di tingkat lokal maupun di tingkat
regional. Di Kecamatan Kroya tiap tahunnya diadakan kejuaraan
POPDA tingkat daerah yang diikuti semua sekolah tingkat menengah SMP yang ada di Kroya dan kejuaraan
POPDA tingkat Karsidenan
Banyumas. Kejuaraan-kejuaraan yang dilaksanakan di Kroya meliputi, kejuaraan umum perayaan 17 Agustus 1945, perebutan juara 1 tingkat UMP,UNSOED dan kejuaran tingkat daerah di Kabupaten Cilacap tahun 2010.
Agar
pembinaan prestasi olahraga Di Kecamatan Kroya dapat direncanakan
dengan baik maka perlu di ketahui terlebih
dahulu minat siswa terhadap kegiatan
ekstrakurikuler olahraga termasuk olahraga bola voli. Dalam hal motivasi
siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola voli karena ingin
berprestasi atau sekedar untuk mengisi waktu sore hari di sekolah agar
mendapatkan tambahan uang saku dari orang tua, dan di anggap anak yang rajin dimata
masyarakat lingkungan rumahnya.
Dari
kenyataan yang ada di lapangan atau gambaran yang ada tentunya tidak terlepas dari peran guru
dan pelatih yang profesional. Menurut
Agus .S. Suryobroto (2001: 76),
“guru yang kurang
melakukan persiapan, baik secara tertulis maupun tidak tertulis, baik secara
fisik maupun mental akan mengakibatkan
pembelajaran berlangsung kurang sistematis”.
Di kecamatan Kroya ekstrakurikuler bola voli merupakan program yang tidak
diwajibkan oleh sekolah, yang diwajibkan adalah pramuka dan hal ini secara
psikologis mendorong siswa secara keseluruhan untuk mengikuti ekstrakurikuler
yanng diwajibkan oleh sekolah yaitu pramuka, dengan berbagai alasan seperti
takut dihukum jika tidak mengikutinya, takut tidak naik kelas, dan takut
terkena marah guru.
Sedangkan ekstrakurikuler bola voli tidak diwajibkan
sehingga pihak sekolah seakan-akan mempunyai pardigama jika ada siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler bola voli banyak maka akan diadakan ekstrakurikuler,
jika pesertanya hanya sedikit pihak sekolah seakan-akan tutup mata dan kurang
mendukung program ekstrakurikuler, baik dukungan secara materi maupun moral
bagi peserta ekstrakurikuler bola voli. Dampaknya guru atau pembina
ekstrakurikuler akan kurang maksimal dalam pelaksanaan mengajar ekstrakurikuler
dan kretivitas guru berkurang dalam hal memberi porsi materi seakan-akan hanya sebagai formalitas saja
dalam membina ekstrakurikuler bola voli.
Berdasarkan pengamatan dan kenyataan yang ada,
bahwa siswa SMP Negeri se-Kecamatan
Kroya yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler bola voli masih tergolong rendah kualitasnya. Pada tahun 2009 yang
mengikuti ekstrakurikuler bola voli
berjumlah 95 siswa
dan pada tahun 2010 berjumlah 117 siswa, hal ini dapat di lihat dari kenyataan,
bahwa jumlah peserta kegiatan ekstrakurikuler bola voli tahun ajaran 2010/2011
meningkat. Tetapi
peningkatan tidak signifikan karena hanya bertambah 12 siswa dari 95 menjadi
117 siswa dari 6 SMP Negeri se-Kecamatan Kroya antara lain: (1) SMP Negeri 1 Kroya (2) SMP Negeri 2 Kroya (3) SMP Negeri 3 kroya (4) SMP Negeri 4 Kroya (5) SMP Negeri 5 Kroya (6) SMP Negeri 6 Kroya.
Selain dari proses pembelajaran bola voli dan
kegiatan ekstrakulikuler yang telah diuraikan di atas, ada dua faktor yang
menjadi penghambat dalam kegiatan pembelajaran bolavoli di SMP Negeri se-Kecamatan
Kroya. Faktor
yang pertama adalah faktor intern (siswa) yang berindikasikan jasmani yaitu pada diri siswa dan psikis. Faktor yang kedua adalah faktor ekstern yang
berindikasikan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa
tertarik untuk mengadakan suatu penelitian yang berjudul “Minat
Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Olahraga Bola Voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya tahun 2011”
B.
Identifikasi Masalah
Atas
dasar pemikiran tersebut di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Pergaulan remaja dan kemajuan teknologi membuat minat dan
bakat anak-anak terhadap olahraga semakin berkurang.
2. Prestasi olahrga bola voli rendah.
3. Kurangnya motivasi dan variasi mengajar Guru Pembina
ekstrakurikuler bola voli.
4. Kurangnya perhatian pihak sekolah terhadap kegiatan
ekstrakurikuler bola voli.
5. Minat siswa peserta ekstrakurikuler bola voli SMP
Negeri se-Kecamatan Kroya terhadap olahraga bola voli.
C.
Pembatasan
Masalah
Berdasarkan identifikasi
masalah di atas dan mengingat terbatasnya waktu dan kemampuan yang ada, perlu
kiranya diberikan pembatasan masalah agar penelitian
lebih terarah dan menghindari meluasnya permasalahan. Dalam penelitian ini
peneliti membatasi masalah pada minat peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap
olahraga bola voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya Tahun Ajaran 2010/2011.
D.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas,
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Seberapa besar minat peserta ekstrakurikuler
bola voli terhadap olahraga bola voli di SMP Negeri Se-Kecamatan Kroya?”
E.
Tujuan Penelitian
Penelitian
ini mempunyai tujuan untuk mengetahui mengetahui minat peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap
olahraga bola voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya.
F.
Manfaat Penelitian
Dari kegiatan penelitian ini diharapkan dapat mempunyai
manfaat sebagai berikut :
1.
Secara
teoritis :
a.
Bagi guru pendidikan
jasmani, untuk mengetahui faktor – faktor yang menghambat pembelajaran ekstrakurikuler bola voli.
b.
Bagi siswa, memberikan
masukan bahwa minat belajar merupakan salah satu faktor penting yang dapat
mempengruhi prestasi belajar.
2.
Secara
Praktis :
a.
Bagi guru pendidikan
jasmani, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki proses
belajar mengajar terutama dalam menumbuhkan minat siswa.
b.
Bagi siswa, setelah
diketahui seberapa minat siswa/peserta
ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya terhadap
permainan bola voli, diharapkan akan dapat meningkatkan minat dan meningkatkan
perkembangan bola voli di Kroya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Deskripsi
Teori
1. Permainan Bola Voli
a.
Tinjauan
Sejarah Permainan Bola Voli
Pada awal penemuannya, olahraga permainan bola voli ini
diberi nama Mintonette. Olahraga
Mintonette ini pertama kali ditemukan oleh seorang Instruktur pendidikan jasmani (Director of Phsycal
Education) yang bernama William G. Morgan di YMCA pada tanggal 9 Februari 1895, di
Holyoke, Massachusetts (Amerika Serikat).
William G. Morgan dilahirkan di Lockport, New York pada tahun
1870, dan meninggal pada
tahun 1942. YMCA (Young Men’s Christian Association) merupakan sebuah organisasi yang didedikasikan untuk
mengajarkan ajaran-ajaran pokok umat Kristen kepada para pemuda, seperti yang
telah diajarkan oleh Yesus. Organisasi ini didirikan pada tanggal 6 Juni 1884 di London,
Inggris oleh George William (Suharno H.P,1984: 4).
Setelah bertemu dengan James Naismith (seorang pencipta
olahraga bola basket yang lahir pada tanggal 6 November 1861, dan meninggal pada
tanggal 28 November 1939), Morgan menciptakan sebuah olahraga baru yang bernama
Mintonette. Sama halnya dengan
James Naismith, William G. Morgan juga mendedikasikan hidupnya sebagai seorang instruktur pendidikan
jasmani. William G. Morgan yang juga merupakan lulusan Springfield College of YMCA,
menciptakan permainan Mintonette ini empat tahun setelah diciptakannya olahraga
permainan basketball oleh James Naismith. Olahraga permainan Mintonette sebenarnya
merupakan sebuah permainan yang diciptakan dengan mengkombinasikan beberapa jenis
permainan. Tepatnya, permainan Mintonette diciptakan dengan mengadopsi empat macam karakter olahraga
permainan menjadi satu, yaitu
bola basket, baseball, tenis, dan yang terakhir adalah bola tangan (handball).
Pada awalnya, permainan ini
diciptakan khusus bagi anggota YMCA yang sudah tidak berusia muda lagi, sehingga permainan ini-pun
dibuat tidak seaktif permainan bola basket (Suharno H.P,1984: 5).
Perubahan nama Mintonette menjadi volleyball (bola voli)
terjadi pada pada tahun 1896, pada demonstrasi pertandingan pertamanya di International
YMCA Training School. Pada
awal tahun 1896 tersebut, Dr. Luther Halsey Gulick (Director of the
Professional Physical Education
Training School sekaligus sebagai Executive Director of Department of Physical Education of the
International Committe of YMCA) mengundang dan meminta Morgan untuk
mendemonstrasikan permainan baru yang telah ia ciptakan di stadion kampus yang baru. Pada sebuah
konferensi yang bertempat di kampus YMCA, Springfield tersebut juga dihadiri oleh seluruh instruktur
pendidikan jasmani. Dalam kesempatan tersebut, Morgan membawa dua tim yang pada
masing-masing tim
beranggotakan
lima orang.
Dalam kesempatan itu, Morgan juga menjelaskan bahwa permainan
tersebut adalah permainan yang dapat
dimainkan di dalam maupun di luar ruangan dengan sangat leluasa. Dan menurut penjelasannya
pada saat itu, permainan ini dapat juga dimainkan oleh banyak pemain. Tidak ada batasan
jumlah pemain yang menjadi standar dalam permainan tersebut. Sedangkan sasaran dari permainan ini
adalah mempertahankan bola agar tetap bergerak melewati net yang tinggi, dari satu
wilayah ke wilayah lain (wilayah lawan).
b.
Azas
dan Tujuan Permainan Bola Voli
Pada awalnya ide dasar permainan bola voli itu adalah memasukkan bola ke
daerah lawan melewati suatu rintangan berupa tali atau net dan berusaha
memenangkan permainan dengan mematikan bola itu di daerah lawan. Mem-voli artinya
memainkan atau memantulkan bola sebelum bola jatuh atau bola menyentuh lantai (M. Yunus, 1992: 1).
Sebagai aturan dasar, bola dipantulkan seluruh badan. Pada dasarnya
permainan bola voli ini adalah permainan tim atau regu, meskipun sekarang sudah
mulai dikembangkan permainan bola voli dua lawan dua atau satu lawan satu yang lebih
mengarah pada tujuan rekreasi seperti voli pantai yang mulai berkembang dan sekarang
sudah dipertandingkan di tingkat dunia sebagai prestasi. Aturan dasar lainnya,
bola voli dipantulkan dengan temannya secara bergantian tiga kali
berturut-turut sebelum disebrangkan di daerah lawan.
Tujuan bermain yang berawal dari tujuan yang bersifat rekreatif untuk
mengisi waktu luang atau sebagai selingan setelah bekerja, kemudian berkembang
kearah tujuan-tujuan yang lain seperti tujuan mencapai prestasi yang tinggi,
meningkatkan prestise diri, mengharumkan nama daerah, bangsa dan negara. Selain itu permainan
bola voli bagi banyak orang, bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan
kesegaran jasmani atau kesehatan
c.
Syarat-Syarat
Bibit Pemain Bola Voli yang Baik
Salah satu modal dasar untuk mencapai prestasi
yang tinggi dalam suatu cabang olahraga adalan memiliki bibit yang berbakat sesuai dengan tuntutan
dan spesifikasi masing-masing cabang olahraga itu (M. Yunus, 1992:11).
Di negara yang sudah
maju dalam olahraga, latihan-latihan untuk menuju prestasi yang tinggi sudah
dilakukan sedini mungkin, sejak anak berusia antara 10 sampai 14 tahun sudah mengikuti
program-program latihan yang teratur dan meningkat secara bertahap dalam jangka
panjang.
Adapun syarat-syarat
untuk menjadi pemain bola voli yang baik menurut
Suharno H.P, (1984: 8), adalah sebagai berikut:
1) Syarat-syarat fisik
a) Kesehatan fisik yang
baik, merupakan syarat yang utama agar seorang anak mampu menerima beban dalam latihan,
alat-alat dalam (jantung, paru-paru, dan lain-lain).
b) Tidak memiliki cacat
fisik yang dapat mengganggu dalam proses meningkatkan ketrampilan.
c) Mempunyai potensi untuk
tumbuh mencapai postur badan yang tinggi, sekurang-kurangnya 165 cm untuk putri
dan 180 untuk putra.
d) Memiliki unsur teknik
yang tinggi dapat dikembangkan manjadi pemain yang baik: kecepatan, power,
stamina, koordinasi, kelentukan dan kelincahan.
e) Secara fisiologi
mempunyai serabut otot putih lebih banyak dari serabut otot merah.
2)
Syarat-syarat non fisik
Dapat dipengaruhi,
merupakan determinan sikap dan pendorong suatu tindakan terarah pada tujuan
tertentu untuk mendapat kepuasan atau menghindari hal-hal yang tidak
menyenangkan, baik disadari atau tidak disadari, dan ada hubungan dengan aspek sebagai
berikut:
a)
Memiliki sikap mental dan kepribadian yang baik antara
lain: ketekunan, kerjasama, semangat juang, kejujuran, dan lain-lain.
b)
Memiliki tingkat kecerdasan yang cukup, yang merupakan faktor bawaan
(bakat), serta dapat pula diukur dengan tes IQ dan dapat dikembangkan malalui
pendidikan, pemberian gizi yang, baik dan pengalaman.
c)
Motivasi. Motivasi adalah modal penggerak
dan pendorong yang bersifat dinamik kognitif.
(M. Yunus, 1992: 12)
Sedang pembagian motivasi menurut
Sudibyo yang dikutip oleh M.Yunus (1992: 12) ada dua macam yaitu:
1)
Motivasi intrinsik (internal) yaitu dorongan yang datang
dari dalam diri atlet itu sendiri seperti: perasaan harga diri, kebanggan,
percaya diri, ingin beprestasi, ingin sehat, ingin berhubungan dengan orang
lain atau mencari teman dan lain-lain.
2)
Motivasi
ekstrinsik (eksternal) yaitu dorongan yang datang dari luar diri atlet seperti:
penghargaan, hadiah materi, pujian, kedudukan, dan lain-lain.
Bakat
yang hak jika tidak di
ikuti dengan motivasi yang tinggi, akan sangat sulit untuk mencapai prestasi
yang optimal (terutama motivasi interinsik
d.
Teknik
Dasar Permainan Bola Voli
Permainan bola voli dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri
6 pemain, mengingat permainan ini beregu maka pola kerja pemain mutlak, perlu
diperhatikan kerja sama tim dan sifat toleransi antar pemain sangat diperlukan.
Maka perlu kiranya setiap pemain secara perorangan mempunyai teknik dasar
secara sempurna, dikarenakan: 1. Permainan bola voli mempunyai tempo yang
cepat, sehingga untuk memainkan bola sangat terbatas. 2. Untuk mengembangkan
teknik dasar yang tinggi hanya dimungkinkan jika teknik dasar tersebut dikuasai
dengan baik.
Hal ini sesuai dengan pendapat Suharno H.P (1982: 13), bahwa “teknik permainan bola
voli perlu dipelajari terlebih dahulu sebelum bermain, karena penguasaan teknik
dasar merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan kalah menangnya suatu
regu dalam suatu pertandingan”.
Di sekolah atau diperkumpulan olahraga bola voli pada umumnya anak hanya diberi
latihan teknik dasar sesuai program yang telah dipersiapkan sebelumnya, maka
perlu diberikan bentuk latihan yang berbeda yang dapat mengarah pada
peningkatan prestasi.
Teknik adalah cara melakukan atau cara melaksanakan sesuatu untuk mencapai
tujuan tertentu secara efisien dan efektif. Teknik dalam permainan bola voli
dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai
dengan peraturan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil
yang optimal (M. Yunus, 1992: 68).
Sedangkan menurut Suharno H.P (1982: 12), teknik adalah “suatu proses keaktifan
jasmani dan membuktikan suatu praktek dengan sebaik-baiknya mungkiri untuk
menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan bola voli”.
Dalam pengertian kecakapan bermain bola voli, teknik ini erat kaitanya
sehubungan dengan kemampuan kondisi fisik, taktik, dan mental. Teknik dasar bola voli
harus dipelajari terlebih dahulu agar dapai mengembangkan mutu prestasi
permainan bola voli. Teknik permainan boia voli yang baik selalu berdasarkan
pada teori dan hukum-hukum dalam ilmu dan pengetahuan yang menunjang pelaksanaan
teknik tersebut, seperti: biomekanik, anatomi, fisiologi, kinesiologi, dan
ilmu-ilmu penunjang lainya, serta berdasarkan peraturan yang berlaku.
Pentingnya penguasaan teknik dasar permainan bola voli menurut Suharno H.P (1982: 13) sebagai berikut:
1) Hukuman terhadap pelanggaran
permainan yang berhubungan dengan kesalahan dalam
melakukan teknik.
2) Karena terpisahnya
tempat antara regu satu dengan regu yang lain, sehingga tidak terjadi adanya
sentuhan badan dari pemain lawan, maka pengawasan wasit terhadap kesalahan
lawan, kesalahan teknik itu lebih seksama.
3) Banyaknya unsur-unsur
yang menyebabkan terjadinya kesalahan-kesalahan teknik ini antara lain: membawa
bola, mendorong bola, mengangkat bola, dan pukulan ganda atau rangkap.
4) Permainan bola voli adalah permainan cepat,
artinya waktu untuk memainkan
bola, sangat terbalas, sehingga penguasaan teknik yang tidak sempurna akan
memungkinkan timbulnya kesalahan-kesalahan teknik yang lebih besar.
5) Penguasaan taktik-taktik
yang tinggi hanya dimungkinkan kalau penguasaan teknik dasar yang tinggi dalam
bola voli ini cukup,baik
Dengan melihat kemungkinan-kemungkinan seperti tersebut diatas maka perlu kiranya
setiap pemain bola voli secara perorangan berusaha meningkatkan penguasaan
teknik-teknik dasar permainan bola voli secara baik.
Adapun teknik dasar dalam
permainan bola voli menurut Suharno H.P, (1984: 13 ), itu terdiri dari:
1) Service
Service adalah tanda saat dimulai suatu pertandingan juga
merupakan suatu serangan pertandingan dan juga merupakan serangan bagi regu
yang melakukan service.
2) Passing
Usaha ataupun upaya bagi
orang pemain bola voli dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu yang
tujuannya adalah untuk mengoper bola yang dimainkan dilapangan sendiri. Tujuan
utama passing adalah menyajikan bola
sebaik mungkin untuk diberikan kepada pengumpan.
3) Umpan
Umpan adalah sajian bola
yang diberikan kepada teman seregu dengan harapan agar bola tersebut dapat
dipergunakan untuk menyerang lawan ke daerah lawan untuk n lencapai kemenangan.
4)
Smash
Smash adalah tindakan memukul
bola yang lurus kebawah sehingga bola akan bergerak dengan cepat dan menukik
melewati atas jaring atau net menuju kelapangan lawan dan lawan akan sulit
untuk menerimanya.
5)
Blok
Daya upaya bagi pemain depan untuk menahan bola di dekat jaring atau net
setelah bola dipukul oleh lawan.
e.
Ekstrakurikuler
Bola Voli
Kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang
tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah (Depdikbud
Unnes, 2003: 69).
Ekstrakurikuler
adalah kegiatan yang diikuti oleh siswa yang berminat dan berbakat dengan
materi tercantum dalam kurikulum tetapi, termasuk dalam cabang olahraga yang
potensial dari intrakurikuler maupun kokurikuler (Anton, 1994: 15).
Ekstrakurikuler
dalam penelitian ini adalah kegiatan olahraga bola voli yang dilakukan di luar
jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan SMP Negeri se-Kecamatan Kroya. Dalam penelitian ini tidak diperlukan
hipotesis karena penelitian ini bersifat
eksplorasi atau mengungkap.
2. Minat
a.
Pengertian
Minat
Dalam
beberapa literatur psikologi, kata minat juga sering disebut 'interest". Sebagian ranah psikologi
yang komplek, istilah minat mengandung beberapa penafsiran, sehingga muncul
beberapa pengertian diantaranya W. S.Winkel
(1991: 105), yang menerima pengertian minat sebagai “kecenderungan yang
menetap, subjek merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang
berkecimpung dalam bidang tersebut”.
Menurut Dr. Med. Meistasari
Tjandrasa (1990: 114) menjelaskan minat merupakan “sumber motivasi yang mendorong orang
untuk melaksanakan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih”. Bila mereka melihat
bahwa sesuatu akan. menguntungkan, mereka merasa berminat, hal ini kemudian
mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang maka minatpun akan berkurang.
Minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Kegiatan yang diminati seseoarang, diperhatikan terus menerus yang disertai
rasa senang.
Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam
waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ
diperoleh kepuasan. Menurut Sugiyanto (1993: 157) menyatakan:
Minat untuk melakukan aktifitas sangat dipengaruhi oleh kesempatan untuk
melakukan aktifitas itu sendiri. Apabila sejak kecil anak dikekang atau tidak
diberi kesempatan untuk melakukan aktifitas, maka minat untuk melakukan
aktifitas itu tidak akan berkembang, sebaiknya apabila kesempatan diberikan
dengan cukup, maka minat melakukan aktifitas akan menjadi berkembang.
Minat seseorang adalah
salah satu penentu dalam meningkatkan hasil belajar seseorang, ini karena jika
sekiranya minat seseorang itu lemah, maka secara otomatis mental dan fisik
seseorang akan lemah, dan tidak mampu melakukan sesuatu pekerjaannya, atau
mengikuti pelajaran yang diajarkan disekolah. Tentunya seorang siswa yang
minatnya kurang pasti kesukaran untuk berpikir, apa lagi untuk menumbuhkan
perhatiannya pada pelajaran.
Minat sangat besar
pengaruhnya dalam belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak
sesuai dengan minat siswa, siswa tidak belajar dengan sebaik-baiknya, karena
tidak ada daya tarik baginya, sehingga siswa enggan untuk belajar dan tidak
memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat
riswa, lebih rendah
dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.
Besarnya minat terhadap
pedidikan biasanya juga sangat dipengaruhi oleh minat mereka pada pekerjaan.
Kalau seseorang itu mengharapkan pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi,
maka pendidikan dianggap sebagai batu loncatan. Biasanya seorang lebih menurut
minat pada pelajaran-pelajaran yang nantinya akan berguna dalam bidang
pekerjaan yang dipilihnya.
b.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Minat
Menurut Yuwono yang di kutip oleh Liza mawandi (2009: 4), “terdapat beberapa faktor
yang mendasari dan mempengaruhi timbulnya minat, yaitu: Pribadi semangat yang di miliki seseorang, pandangan
terhadap objek, dan sikap seseorang terhadap objek, kondisi lingkungan sekitar, keadaan dimana
seseorang sering berada.
Menurut Crow and Crow yang diterjemahkan
oleh Kasijan (1984: 159 – 160), terdapat faktor yang mendasari dan mempengaruhi
timbulnya minat yaitu:
1)
Faktor kebutuhan dari dalam,
yaitu berasal dari dalam diri individual yang mendorong pemusatan perhatian dan
keterlibatan mental secara aktif. Dorongan mencari makan merupakan dorongan
dari dalam yang menimbulkan minat pada kegiatan untuk mencari makan dan
sebagainya.
2)
Faktor motif sosial merupakan faktor
yang membangkitkan minat pada hal-hal tertentu yang ada hubungannya dengan
pemenuhan kebutuhan sosial dirinya.
3)
Faktor emosional yang merupakan
faktor perasaan yang erat kaitannya dengan minat seseorang terhadap suatu
objek. Adanya suatu aktifitas yang memberikan keberhasilan dan kesuksesan
akan menimbulkan minatnya. Sebaliknya kegaalan seseorang dapat menurunkan
minatnya pada bidang yang bersangkutkan.
Dari berbagai pendapat tersebut di
atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah perasaan suka yang dihubungkan dengan suatu
objek di luar individu dan perasaan suka tersebut dapat mendorong individu
untuk berbuat sesuatu terhadap objek seperti memberikan perhatian, mempelajari
atau ikut terlibat dalam objek tersebut.
Dari uraian tersebut di atas dapat
di jelaskan lebih lanjut mengenai kondisi objektif tentang minat yang ada dalam kelompok siswa
serta faktor yang mempengaruhi kegiatan ekstrakurikuler olahraga sebagai
berikut:
1) Faktor ketertarikan, rasa tertarik yang di maksud oleh penelitian
ini adalah rasa tertarik terhadap kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola voli
di sekolah.
2) Menurut Tohirin (2005: 129), perhatian adalah keaktifan jiwa yang
tertuju kepada suatu objek atau benda-benda. Dengan demikian suatu kegiatan
yang di lakukan seseoarang yang mendalami suatu objek yang di lakukan dengan
kemampuan yang tinggi terhadap objek.
3) Winarti (2008: 13), mengutip dari buku yang dikarang oleh Aton M.
Moeliono “lingkungan
adalah daerah atau kawasan yang termasuk didalamnya baik benda hidup maupun
benda mati”, sedangkan
menurut Diah Suryani (2007: 1), lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di
lingkungan kita.
Dari beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa minat adalah suatu rasa lebih atau suka terhadap suatu objek
atau hal tertentu dan tidak ada unsur paksaan dari orang lain untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Minat memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
rasa tertarik, perhatian, aktifitas, dan lingkungan.
c.
Ciri-Ciri
Minat
Minat berpengaruh pada pencapaian
tujuan terhadap suatu hal yang diinginkan salah satu tolak ukur pencapaian pembelajaran
di sekolah dengan mengetahui minat siswa mengikuti pembelajaran. Dengan melihat
langsung lapangan pada saat pembelajaran dilakukan, keterlibatan siswa untuk
melaksanakan pembelajaran yang diberikan oleh guru sehingga terlihat ceria,
gembira, bersemangat dan adakalanya luapan kegembiraan yang berlebihan.
Menurut pendapat dari Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1998: 156) ada beberapa ciri-ciri minat yang
dapat didefinisikan, antara lain:
(1) cara mengikuti aktivitas olahraga;
(2) serius tidaknya dalam mengikuti aktifitas olahraga. Siswa yang berminat
melakukan aktifitas olahraga seperti olahraga bola voli, sepak bola, bulu
tangkis, bola basket dan olahraga lainnya tidak akan mengenal lelah dan dapat
menikmati kegiatan tersebut, bahkan dengan sendirinya ia berlatih sendiri tanpa
ada yang membimbing.
Siswa yang berminat terhadap ektrakurikuler bola voli misalnya ia akan
memiliki harapan atau cita-cita dari kegiatan tadi dalam konteks dengan cara
melakukannya secara sungguh-sungguh dengan saling mendukung seperti: orang tua,
teman, dan orang yang ada disekitarnya. Selain itu sarana dan prasaran
sangatlah penting dalam mendukung minat tersebut.
Dorongan yang ada pada diri individu, menggambarkan perlunya perlakuan yang luas,
sehingga ciri-ciri terlihat lebih terinci dan jelas sesuai dengan faktor usia. Oleh karena itu ciri-ciri dan minat anak akan
menjadi pedoman penyelenggara program aktifitas olahraga
dan yang arahnya akan lebih dikategorikan kepada hasil
latihan berupa: psikomotor, afektif, kognitif, dan domain
yang lain. Dengan adanya penggunaan pedoman maka pandangan dan pengembangan program akan sesuai dengan ketepatan masa berlatih
dalam melakukan aktifitas olahraga. Kemudian diharapkan
akan muncul dalam pikiran, bahwa pada umumnya siswa
memiliki ragam tentang pengertian sehat secara rohani dan
sehat secara jasmani yang perlu diperhatikan.
3. Minat Berprestasi Pada Permainan
Bola Voli
Prestasi adalah kecakapan nyata dan dapat diukur
secara langsung menggunakan tes. Prestasi merupakan bukti konkret mengenai
kemampuan dari seorang siswa yang berkaitan dengan kegiatan siswa.
Perbedaan individu yang mempunyai siswa berprestasi
rendah dan mereka yang memiliki minat berprestasi yang tinggi terlihat dari
cara mereka melakukan tugas dan memecahkan masalah. Individu yang berminat
berprestasi tinggi mereka akan berusaha memperoleh prestasi yang terus
meningkat dan mereka merasa bangga dengan prestasi yang diperolehnya, akan
bekerja dengan giat, bekerja lebih cepat, dan efisien. Dengan demikian minat
berprestasi adalah proses pengikutan gerak yang ada dalam diri seseorang untuk
mencapai prestasi sebaik-baiknya, baik oleh dirinya maupun orang lain. Menurut
M.Yunus (1992: 174-175) Orang yang memiliki minat prestasi memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1) Sikap toleransi yang tinggi
2) Sikap mau bekerjasama
3) Sikap sportivitas
4) Saling percaya terhadap teman
5) Sikap kepercayaan diri
6) Sikap perasaan takut gagal
7) Sikap disiplin
Menurut Sunaryo Kartadianto, Ahmad dan Nani M Sagandhi,
(1999: 78-73), faktor-faktor yang mempengaruhi minat prestasi adalah sebagai
berikut:
a. Faktor-faktor internal
anatara lain:
1)
Gangguan sejak fisik,
seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat bicara, gangguan panca
indera, cacar tubuh, serta penyakit menahun (alergi, asma, dan lainnya).
2)
Ketidakseimbangan mental
(adanya gangguan dalam fungsi mental) seperti menampakan kurangnya kemampuan
mental, taraf kecerdasannya semakin
kurang.
3)
Kelemahan emosional, seperti tidak
aman, kurang bisa menyesuaikan diri, tercekam rasa takut, benci dan antipati,
serta ketidak matangan emosi.
4)
Kebiasaan yang
disebabkan oleh kebiasaan dan sikap yang salah seperti kurang perhatian dan
minat, terhadap pelajaran sekolah, malas dalam belajar dan sering bolos.
b.
Faktor-faktor eksternal antara lain:
1)
Faktor dari sekolan, yang berupa:
a)
Sikap kurikulum yang kurang fleksibel
b)
Terlalu berat beban belajar (siswa) dan atau mengajar (guru)
c)
Metode belajar yang kurang memadai.
d)
Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar.
2)
Faktor dari keluarga (rumah) yang berupa:
a)
Keluarga tidak utuh atau kurang harmonis.
b)
Sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya.
3)
Keadaan ekonomi.
Sedangkan menurut Sumadi Suryaberta, (1999: 233-234), bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi adalah:
a. Faktor dari luar.
1) faktor sosial, yaitu lingkungan sekolah, keluarga dan lingkungan
masyarakat.
2) Faktor non fisik, misalnya keadaan udara, waktu, tempat, dan alat-alat
belajar.
b. Faktor dari dalam.
1) Faktor-faktor fisiologis
a) Keadaan jasmani pada umumnya seperti badan sehat maka semangat belajar
tinggi.
b) Keadaan fungsi-fungsi fisiologis, seperti berfungsinya panca indera yang
sangat menunjang keberhasilan proses belajar.
2) Faktor-faktor psikologis
a) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas,
b) Adanya sifat kreatif dan ingin maju,
c) Adanya keinginan mendapatkan simpati.
d) Adanya keinginan mendapatkan rasa aman,
e) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai hasil akhir dari belajar.
Dari uraian diatas dapat diduga bahwa minat untuk berprestasi merupakan minat utama yang dimiliki
oleh siswa karena adanya penyaluran kebutuhan-kebutuhan seperti menunjukan kemampuan
dan prestasi, menyalurkan hasrat/dorongan
untuk sukses, menyalurkan sifat agresif dengan mengaiahtat orang lain,
kepentingan kebanggaan kelompok, mencari kegemaran (sensasi), keuntungan
material dan mendapatkan popularitas.
Minat untuk berprestasi
adalah orientasi tentang seseorang untuk tetap berusaha memperoleh hasil usaha
yang terbaik semaksimal mungkin dengan dasar kemampuan untuk tetap bertahan
sekalipun gagal, dan tetap berupaya menyelesaikan tugas sebaik-baiknya karena
ia meiasa bangga untuk menyelesaikan tugas dengan baik.
- Minat
Terhadap Permainan Bola Voli Sebagai Pengisi Waktu Luang
Minat berolahraga
bervariasi antara individu yang satu dan yang lainnya, perbedaan kebutuhan dan
kepentingan baik disebabkan karena perbedaan tingkat umurnya, minat,
pekerjaannya dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Menurut M.Yunus
(1992: 173) Ada beberapa persyaratan minat berolahraga bagi anak-anak dan orang
tua yang tidak mempersiapkan diri untuk bertanding antara lain:
a.
Untuk dapat
bersenang-senang dan mendapat kegembiraan.
b.
Untuk
melepaskan ketegangan psikis.
c.
Untuk
mendapatkan pengalaman.
d.
Untuk dapat
berhubungan dengan orang lain.
e.
Untuk
kepentingan kebanggaan kelompok.
f.
Untuk
memelihara kesehatan tubuh.
g.
Untuk keperluan
praktis sesuai pekerjaan.
B.
Penelitian
yang Relevan
Penelitian yang
berjudul Minat Olahraga Bola Voli SMA Negeri Se- Kabupaten Banjarnegara oleh
Anjar Nugroho (2007) dengan metode survei menggunakan angket
terhadap 178
responden, menyimpulkan bahwa 95,0% siswa SMA Negeri Se- Kabupaten Banjarnegara berminat
terhadap ekstrakurikuler bola voli, sedangkan 5,0% tidak berminat, dan didapat hasil tingginya minat siswa terhadap
olahraga bola voli di kabupaten Banjarnegara. Yang membedakan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya yaitu pada jenjang yang berbeda dan pada sekolah yang berbeda
pula.
C.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori, minat
merupakan kecenderungan dalam diri individu untuk merasa tertarik terhadap
suatu objek serta menunjukan arah perhatian dan mempunyai keinginan untuk
terlihat dalam suatu objek tersebut. Minat ini merupakan suatu pernyataan
psikis yang bersifat abstrak sehingga dapat di amati secara langsung yang
meliputi gejala-gejala dalam perbuatan dan tingkah laku seseorang terhadap
objek yang di amati.
Minat berkembang karena adanya
dorongan untuk berhubungan langsung atau terlibat dalam suatu benda atau
aktifitas. Dorongan untuk terlibat ini yang menjadi penyebab seseorang berminat
terhadap suatu objek dan berusaha untuk mendapatkan objek minat tersebut. Minat
pada dasarnya merupakan kekuatan pendorong yang mempunyai peran yang sangat
penting dalam menghayati suatu objek.
Dalam minat terdapat unsur penting
yang berupa rasa tertarik atau senang, perhatian dan keiginan untuk melakukan
suatu tindakan yang nyata sesuai dengan kuatnya dorongan untuk mendapatkan
objek minat. Hubungannya dengan minat peserta ekstrakurikuler bola voli
terhadap olahraga olahraga bola voli se- kecamatan kroya adalah apabila siswa
mempunyai minat, siswa tersebut akan memiliki rasa tertarik atau senang
terhadap suatu objek dan memberikan perhatiannya terhadap objek tersebut,
sedangkan siswa yang tidak berminat, tidak akan memiliki rasa tertarik atau
senang dan tidak memberikan perhatiannya, serta tidak mempunyai keinginan untuk
terlibat langsung dalam suatu objek tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat
adalah faktor dari dalam diri siswa, yaitu faktor yang terlibat dari dalam diri
siswa itu sendiri. Faktor dari luar diri
siswa, yaitu faktor yang timbul dari luar siswa karena lingkungannya, kemudian
faktor motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengetahuan, faktor
emosional yaitu ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian pada objek
tertentu.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1.
Metode Penelitian
Penelitian
ini adalah
penelitian deskriptif, dengan menggunakan metode survey dan teknik pengambilan data
menggunakan angket berupa pernyataan secara tertulis yang diberikan kepada responden untuk
diisi sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Menurut
Ronny Kountur (2004: 105) penelitian
deskriptif (descriptive research) adalah “jenis penelitian
yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa
ada perlakuan terhadap obyek yang diteliti”.
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan
kuantitatif adalah semua data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik
deskriptif (Sugiyono, 2008: 3).
2.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2011 di SMP Negeri
se-Kecamatan Kroya. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut:
Tabel 1.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat
|
Waktu
|
SMP Negeri 1 Kroya
|
11 Juli 2011
|
SMP Negeri 2 Kroya
|
12 Juli 2011
|
SMP Negeri 3 Kroya
|
13 Juli 2011
|
SMP Negeri 4
Kroya
|
14 Juli 2011
|
SMP Negeri 5
Kroya
|
15 Juli 2011
|
SMP Negeri 6
Kroya
|
16 Juli 2011
|
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Untuk menyatukan pandangan mengenai istilah dalam
penelitian ini, maka variabel dalam
penelitian adalah Minat Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya.
Minat dalam mengikuti pembelajaran ekstrakurikuler bola voli yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kecenderungan dalam diri siswa SMP Negeri se-Kecamatan Kroya dalam
hal rasa tertarik, perhatian, aktivitas, dan lingkungan dalam permainan bola voli.
- Populasi
Menurut Sugiyono
(2010: 117) populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau
subyek yang meliputi kuantitas dan karakteristrik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
Jadi populasi bukan
hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan
sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristrik atau sifat yang dimiliki subyek atau obyek itu.
Melihat definisi
diatas maka peneliti dapat menetapkan bahwa populasi penelitian ini adalah semua
siswa siswa/peserta ekstrakurikuler bola
voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya yang berjumlah 112 siswa dari 6 SMP Negeri yang ada di Kecamatan Kroya. Adapun
rinciannya sebagai berikut:
Tabel 2. Rincian Populasi
No.
|
Nama Sekolahan
|
Jumlah
|
1
|
SMP
Negeri 1 Kroya
|
20
|
2
|
SMP
Negeri 2 Kroya
|
17
|
3
|
SMP
Negeri 3
Kroya
|
20
|
4
|
SMP
Negeri 4 Kroya
|
18
|
5
|
SMP
Negeri 5 kroya
|
18
|
6
|
SMP
Negeri 6 Kroya
|
19
|
|
Jumlah
|
112
|
Pada penelitian ini peneliti menggunakan penelitian
populasi. Penelitian populasi dilakukan karena peneliti ingin melihat semua
liku-liku yang ada di dalam populasi.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati
(Sugiyono, 2010: 148). Masing-masing instrumen mempunyai keunggulan dan kelemahan.
Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini berupa
angket atau kuesioner. Angket
atau kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto,
2010:194). Pada penelitian
ini angket yang digunakan adalah angket tertutup Angket secara tertutup karena
angket tersebut telah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih
langsung jawabannya. Metode angket ini digunakan untuk
mengungkap seberapa besar minat
peserta ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya terhadap
olahraga bola voli.
- Penyusunan Instrumen
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Sedangkan instrumentasi adalah proses pengumpulan data
tersebut (Ronny Kountur: 2004: 35).
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan
untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang
akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala, skala yang digunakan dalam
instrumen ini adalah Skala Likert. Jawaban setiap item instrumen yang
menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai
sangat negatif.
Untuk
mengukur variabel ini digunakan kuesioner tertutup terdiri dari 36 butir pernyataan dengan
empat pilihan jawaban, sangat setuju, setuju, kurang setuju dan tidak setuju.
Untuk memperoleh data yang diinginkan perlu dibuat
kisi-kisi instrumen yang akan dibuat, hal ini memperhatikan tujuan yang ingin
dicapai dari penelitian itu sendiri. Penyusunan instrumen harus berpedoman pada
kajian teori yang dijadikan dasar dalam menentukan variabel penelitian. Dari
variabel tersebut kemudian dijabarkan menjadi indikator penyusunan untuk
membuat butir pertanyaan atau pernyataan. Disini instrumen yang ada harus
terdiri dari indikator-indikator dari pencapain tujuan tersebut. Adapun
langkah-langkah dalam menyusun instrumen adalah sebagai berikut:
a. Mendefinisikan
variabel
b. Merumuskan
indikator
c. Menyusun
kisi-kisi
d. Menyusun
butir pertanyaan/pernyataan, kalibrasi ahli, uji keterbacaan
e. Uji
coba, analisis (validitas dan reliabilitas)
Dalam penelitian ini faktor-faktor yang
dimaksud dalam minat siswa/peserta
ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya
terhadap olahraga bola voli adalah sebagai berikut:
a. Faktor
rasa tertarik atau rasa senang terhadap olahraga bola voli. Jumlah score menunjukkan
tingkat ketertarikan siswa/peserta
ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya
terhadap olahraga bola voli
b. Faktor
perhatian terhadap olahraga bola voli. Jumlah score menunjukkan tingkat perhatian siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri se-Kecamatan
Kroya terhadap olahraga bola voli.
c. Faktor
aktivitas terhadap olahraga bola voli. Jumlah
score menunjukkan tingkat aktivitas siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya
terhadap olahraga bola voli.
d. Faktor lingkungan terhadap olahraga bola voli. Jumlah
score menunjukkan tingkat lingkungan siswa/peserta
ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya
terhadap olahraga bola voli. Untuk memudahkan pembuatan instrument (angket) dalam penelitian ini,
maka sebelumnya dibuat terlebih dahulu kisi-kisi yang berdasarkan indikator
yang ada pada tabel 3 berikut ini:
Tabel 3. Kisi-Kisi Ujicoba Instrumen
Variabel
|
Faktor
|
Indikator
|
Instrumen
|
Jml
Item
|
No.Item
|
Minat peserta
ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya terhadap
olahraga bola voli.
|
1.
Rasa Tertarik
|
Kegembiraan
|
4
|
1, 2, 3, 4
|
Kesehatan
|
3
|
5, 6, 7
|
Kebutuhan&pekerjaan
|
4
|
8, 9, 10, 11
|
2.
Perhatian
|
Sikap toleransi yang tinggi
|
4
|
12, 13, 14, 15
|
Disiplin
|
4
|
16, 17, 18, 19
|
Sikap sportivitas
|
4
|
20, 21, 22, 23
|
3.
Aktifitas
|
Persetujuan orang tua
|
4
|
24, 25, 26, 27
|
4.
Lingkungan
|
Keluarga
|
4
|
28, 29, 30, 31
|
Sekolah
|
4
|
32, 33, 34, 35, 36
|
|
|
Total
|
36
|
Tiap-tiap pertanyaan disediakan alternatif
jawaban yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat
Tidak Setuju (STS) dengan penskoran didasarkan pada Skala Likert, maka setiap jawaban mempunyai bobot sebagai berikut :
Tabel 4. Skor alternatif
jawaban kuesioner
Pernyataan
|
Alternatif jawaban
|
skor
|
Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
|
4
3
2
1
|
- Uji Coba Instrumen
Sebelum instrument digunakan dalam
penelitian, maka instrument harus diuji cobakan terlebih dahulu. Hal tersebut
dilakukan guna bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai sudah atau belum
terpenuhinya persyaratan. Instrument memunuhi syarat sebagai alat pengumpulan
data yang valid dan reliabel. Pengujian dilakukan di SMP Negeri 1 dan 3 Binangun dengan subjek yang
digunakan untuk uji coba sebanyak 30 siswa.
a.
Uji Validitas
Validitas
merupakan kemampuan instrumen dalam mengukur apa yang hendak diukur. Validitas suatu instrumen juga
merupakan derajat yang menunjukkan suatu instrumen dapat mengukur apa yang
hendak diukur.
Suharsini
Arikunto (1999) membedakan atas dua macam validitas yaitu validitas logis dan
validitas empiris. Validitas logis merupakan validitas
yang diperoleh melalui cara-cara yang benar sehingga menurut logika akan dapat
dicapai suatu tingkat validitas yang dikehendaki. Validitas empiris adalah
validitas yang diperoleh dengan jalan mencobakan instrumen pada sasaran yang
sesuai dengan sasaran dalam penelitian (responden).
Validitas logis suatu instrumen dapat
diperoleh dengan jalan mengkonsultasikan butir-butir instrumen yang telah
disusun kepada para ahli (judgment
experts). Para ahli yang ditunjuk adalah
beberapa dosen ahli dan praktisi sesuai dengan bidangnya masing-masing, dengan
tujuan untuk mendapatkan keterangan apakah maksud kalimat dalam instrumen dapat
dipahami oleh responden dan butir-butir tersebut dapat menggambarkan
indikator-indikator setiap variabel. Instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur apa yang
hendak diukur.
Pengujian
validitas empiris dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Karl Pearson:
= 
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara x dan y
N : Jumlah
sampel
∑x : Jumlah skor variabel x
∑y : Jumlah
skor variabel y
∑ x 2 : Jumlah skor kuadrat variabel x
∑y2 : Jumlah skor kuadrat variabel y
∑xy : Jumlah
perkalian antara skor variabel x dan skor variabel y
(Suharsimi
Arikunto, 2006:170)
Setelah rhitung ditemukan, kemudian dikonsultasikan dengan rtabel untuk
mengetahui butir yang sahih dan tidak sahih. Dengan perhitungan pedoman apabila
rhitung lebih
besar atau sama dengan rtabel pada taraf signifikasi 5 % dengan N= 30 yaitu 0,361 maka butir tersebut
valid, dan apabila rhitung lebih
kecil dari rtabel maka item tersebut tidak valid.
Interpretasi yang lebih rinci mengenai rhitung tersebut dibagi ke dalam kategori-kategori
sebagai berikut:
Tabel 5. Intrepetasi Korelasi Validitas
Nilai rhitung
|
Intrepetasi
Korelasi
|
0,810 – 1,000
|
Validitas sangat tinggi
|
0,610 – 0,800
|
Validitas tinggi
|
0,410 – 0,600
|
Validitas cukup
|
0,210 – 0,400
|
Validitas rendah
|
0,000 – 0,200
|
Validitas sangat rendah
|
(Suharsimi
Arikunto, 2009:75)
Pada
penelitian ini untuk menghitung koefisien validitas alat evaluasi
menggunakan software Microsoft Office Excel 2007. Dari pengujian tersebut diperoleh hasil sebagai
berikut:
a.
Variabel Rasa Tertarik
Berdasarkan
indikator-indikator dari variabel Faktor
Rasa Tertarik yang jumlahnya 11 butir soal, diperoleh
hasil bahwa
terdapat 11
butir soal yang valid.
b.
Variabel Perhatian
Berdasarkan
indikator-indikator dari variabel Faktor
Perhatian yang ang jumlahnya 11 butir soal, diperoleh
hasil bahwa
terdapat 11
butir soal yang valid.
c.
Variabel Aktivitas
Berdasarkan
indikator-indikator dari variabel Faktor
Aktivitas yang jumlahnya 4 butir soal, diperoleh hasil bahwa terdapat 4 butir soal yang valid.
d.
Variabel Lingkungan
Berdasarkan
indikator-indikator dari variabel Faktor
Lingkungan yang jumlahnya 10 butir soal, diperoleh
hasil bahwa
terdapat 9
butir soal yang valid dan 1 butir
soal yang gugur.
b.
Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas sama dengan konsistensi atau
keajekan. Suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas
yang tinggi apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam
mengukur yang hendak diukur.
Reliabilitas suatu tes pada umumnya diekspresikan
secara numerik dalam bentuk koefisien. Koefisien tinggi menunjukkan reliabilitas tinggi,
sebaliknya jika koefisien rendah maka reliabilitas tes rendah. Untuk menguji
reliabilitas instrumen ini menggunakan rumus koefisien Alpha Cronbach
dengan bantuan aplikasi Microsoft Excel 2007. Adapun rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut :
Keterangan:
r11 : Koefisien
reliabilitas yang dicari
∑Si: Jumlah
varians skor tiap item
St :
Varians total
k :
Banyaknya butir (Buchari Alma, 2004: 125)
Suatu
kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari rtabel
dengan nilai tabel r product moment dengan
df = N-1 = 30 - 1 = 29, signifikan 5% maka diperoleh rtabel
= 0,361 (Buchari Alma 2004:128). Dengan tabel pedoman
memberikan interpretasi koefisien adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Pedoman interpretasi koefisien korelasi
Koefisien ( r )
|
Kategori
|
0.00 - 0.199
|
Sangat Rendah
|
0.20 - 0.399
|
Rendah
|
0.40 - 0.599
|
Sedang
|
0.60 - 0.799
|
Kuat
|
0.80 - 1.000
|
Sangat Kuat
|
(Sugiyono,
2008:257)
Dari pengujian tersebut diperoleh hasil reabilitas faktor rasa tertarik 0,846, reabilitas
faktor perhatian 0,832, reabilitas faktor aktivitas 0,756, dan reabilitas
faktor lingkungan adalah 0,797.
Setelah
dilakukan analisis ujicoba instrumen, maka kisi-kisi instrumen pada penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Tabel 7. Kisi-Kisi Instrumen
Penelitian
Variabel
|
Faktor
|
Indikator
|
Instrumen
|
Jml
Item
|
No.Item
|
Minat peserta
ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya terhadap
olahraga bola voli.
|
1.
Rasa Tertarik
|
Kegembiraan
|
4
|
1, 2, 3, 4
|
Kesehatan
|
3
|
5, 6, 7
|
Kebutuhan&pekerjaan
|
4
|
8, 9, 10, 11
|
2.
Perhatian
|
Sikap toleransi yang tinggi
|
4
|
12, 13, 14, 15
|
Disiplin
|
4
|
16, 17, 18, 19
|
Sikap sportivitas
|
4
|
20, 21, 22, 23
|
3.
Aktifitas
|
Persetujuan orang tua
|
4
|
24, 25, 26, 27
|
4.
Lingkungan
|
Keluarga
|
4
|
28, 29, 30, 31
|
Sekolah
|
4
|
32, 33, 34, 35
|
|
|
Total
|
35
|
E. Teknik Analisis Data
Data
dalam penelitian ini yaitu pada angket tertutup berupa data yang bersifat
kualitatif yang kemudian di skor sehingga diperoleh data kuantitatif. Data yang
berbentuk angka-angka tersebut dapat diukur persentasenya, dari uraian tersebut, bahwa teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan teknik statistik diskripsi kuantitatif.
Teknik
analisis statistik deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2008:207-208).
Penilaian
seberapa besar minat peserta
ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri se-Kecamatan Kroya terhadap
olahraga bola voli,
menggunakan rumus persentase sebagai berikut:
Guna
mempermudah proses selanjutnya hasil dari analisis ini divisualisasikan dalam
bentuk histogram. Pengkatagorian dilaksanakan berdasarkan Mean ideal dan SD
ideal yang diperoleh :
Mean ideal
(Mi) = ½ (Skor tertinggi + Skor
terendah)
SD ideal = 1/6 (Skor tertinggi + Skor terendah)
Tingkat kecenderungan variabel dibedakan
menjadi empat katagori yaitu sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah. Kempat katagori tersebut ditentukan dengan rumus
sebagai berikut :
Katagori
Sangat Tinggi : X ≥ (Mi + 1 SDi)
Katagori
Tinggi : Mi ≥ X > (Mi + 1 SDi)
Katagori
Rendah : (Mi – 1 SDi) ≥ X
> Mi
Katagori
Sangat Rendah : X < (Mi – 1 SDi)
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Lokasi, Subjek dan Data
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di 6 SMP Negeri Se-Kecamatan Kroya yang terdiri dari SMP
Negeri 1 Kroya, SMP Negeri 2 Kroya, SMP Negeri 3 Kroya, SMP Negeri 4 Kroya, SMP
Negeri 5 Kroya, dan SMP Negeri 6 Kroya. Waktu pengumpulan data penelitian dilaksanakan
pada tanggal 11–25 Juli 2011. Subjek dalam penelitian
adalah semua siswa/peserta
ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri Se-Kecamatan Kroya yang berjumlah 117
siswa dari 6 SMP Negeri yang ada di Kecamatan Kroya. Pengumpulan
data dilakukan dengan cara membagi angket kepada responden.
B.
Hasil
Penelitian
Data hasil penelitian minat siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli SMP
Negeri Se-Kecamatan Kroya terhadap olahraga bola voli dideskripsikan berdasarkan jawaban siswa dari angket yang telah disebarkan. Pada penelitian ini, diukur dengan angket yang berjumlah 35 butir pertanyaan. Skor yang diperoleh dari
pengisian angket oleh siswa menggambarkan minat yang dimilikinya. Data minat siswa diukur dengan
menggunakan model skala likert dengan
alternatif jawaban dimana kriteria
penilaiannya adalah 1 untuk skor terendah dan 4 untuk skor tertinggi. Berikut ini disajikan analisis statistik deskriptif
data minat siswa/peserta
ekstrakurikuler bola voli.
Tabel 8. Statistik Deskriptif Minat
Minat Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli Terhadap Olahraga Bola Voli SMP Negeri
Se –Kecamatan Kroya
Statistics
|
N
|
Valid
|
112
|
Missing
|
0
|
Mean
|
102.13
|
Median
|
102.50
|
Mode
|
99
|
Std.
Deviation
|
15.673
|
Range
|
67
|
Minimum
|
64
|
Maximum
|
131
|
Sum
|
11439
|
Sumber : Data penelitian 2011, diolah
Berdasarkan data diatas,
dapat dilihat bahwa diperoleh
diperoleh skor tertinggi sebesar 131 dan skor terendah sebesar 64. Dari skor tersebut diperoleh mean (M) sebesar 102,13, median (Me)
sebesar 102,50, modus (Mo) sebesar 99, dan standar deviasi (SD) sebesar 15,673. Jumlah kelas interval ditentukan dengan
rumus K = 1 + 3,3 log 112, hasilnya adalah 7,76 dibulatkan menjadi 8.
Langkah selanjutnya mengidentifikasi kecenderungan minat siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap
olahraga bola voli dengan penentuan mean 1/2 ( 131 + 64 ) dan didapatkan
hasil 97,5.
Standar deviasi adalah sebesar 1/6 (
131 – 64 ) dan diperoleh hasil 11,6. Berdasarkan data
tersebut maka dapat dibuat distribusi kecenderungan sebagai berikut :
Tabel
9. Distribusi Frekuensi Minat Peserta Ekstrakurikuler Bola
Voli Terhadap Olahraga Bola Voli SMP Negeri Se –Kecamatan Kroya
No
|
Skor
|
Frekuensi(F)
|
(%)
|
Kategori
|
1.
2.
3.
4.
|
109
97,5-108,9
86 - 97,4
< 86
|
39
33
24
16
|
34,8
29,5
21,4
14,3
|
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
|
Total
|
|
112
|
100
|
|
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel di atas frekuensi
minat siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga
bola voli pada kategori sangat tinggi sebanyak 39 siswa (34,8%), kategori tinggi
sebanyak 33
siswa (29,5%), kategori rendah sebanyak 24 siswa (21,4%), dan kategori sangat rendah sebanyak 16 siswa (14,3%).
Hasil
penelitian masing-masing faktor minat siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap
olahraga bola voli di SMP Negeri Se- Kecamatan Kroya pada penelitian ini
meliputi rasa tertarik, perhatian, aktifitas, dan lingkungan. Hasil analisis deskriptif data tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Minat Siswa/Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli
Terhadap Olahraga Bola Voli Di SMP Negeri Se-Kecamatan Kroya Berdasarkan Faktor
Rasa Tertarik
Pada
penelitian ini, diukur dengan angket yang berjumlah 11 butir pertanyaan. Skor
yang diperoleh dari pengisian angket oleh siswa menggambarkan minat yang dimilikinya. Data minat siswa diukur dengan
menggunakan model skala likert dengan
alternatif jawaban dimana kriteria
penilaiannya adalah 1 untuk skor terendah dan 4 untuk skor tertinggi. Berikut ini disajikan analisis
statistik deskriptif faktor rasa
tertarik siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli di
SMP Negeri Se-Kecamatan Kroya.
Tabel 10. Statistik Deskriptif Faktor Rasa Tertarik
Statistics
|
RasaTertarik
|
|
N
|
Valid
|
112
|
Missing
|
0
|
Mean
|
32.96
|
Median
|
33.00
|
Mode
|
32
|
Std.
Deviation
|
5.512
|
Range
|
23
|
Minimum
|
21
|
Maximum
|
44
|
Sum
|
3691
|
Sumber : Data penelitian 2011, diolah
Berdasarkan data diatas,
dapat dilihat bahwa diperoleh
diperoleh skor tertinggi sebesar 44 dan skor terendah sebesar 21. Dari skor tersebut diperoleh mean (M) sebesar 32,96, median (Me) sebesar
33,0, modus
(Mo) sebesar 32, dan standar deviasi (SD) sebesar 5,512. Jumlah kelas interval ditentukan dengan
rumus K = 1 + 3,3 log 112, hasilnya adalah 7,76 dibulatkan menjadi 8.
Langkah selanjutnya mengidentifikasi kecenderungan faktor rasa tertarik siswa/peserta ekstrakurikuler
bola voli terhadap olahraga bola voli dengan penentuan
mean 1/2 ( 44 + 21 ) dan didapatkan
hasil 32,5.
Standar deviasi adalah sebesar 1/6 ( 44
– 21 )dan diperoleh hasil 3,83.
Berdasarkan data tersebut maka dapat
dibuat distribusi kecenderungan sebagai berikut:
Tabel 11.
Distribusi Frekuensi Faktor Rasa
Tertarik
No
|
Skor
|
Frekuensi(F)
|
(%)
|
Kategori
|
1.
2.
3.
4.
|
36
32,5 -35,9
29 - 32,4
< 29
|
35
24
33
20
|
31,3
21,4
29,5
17,8
|
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
|
Total
|
|
112
|
100
|
|
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel di atas frekuensi
minat siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga
bola voli pada kategori sangat tinggi sebanyak 35 siswa (31,3%), kategori tinggi
sebanyak 24
siswa (21,4%), kategori rendah sebanyak 33 siswa (29,5%), dan kategori sangat rendah sebanyak 20 siswa (17,9%). Kecenderungan rasa tertarik siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap
olahraga bola
2.
Minat Siswa/Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli
Terhadap Olahraga Bola Voli Di SMP Negeri Se-Kecamatan Kroya Berdasarkan Faktor
Perhatian
Pada penelitian
ini, diukur dengan angket yang berjumlah 11 butir pertanyaan. Skor
yang diperoleh dari pengisian angket oleh siswa menggambarkan minat yang dimilikinya. Data minat siswa diukur dengan
menggunakan model skala likert dengan
alternatif jawaban dimana kriteria
penilaiannya adalah 1 untuk skor terendah dan 4 untuk skor tertinggi. Berikut ini disajikan analisis
statistik deskriptif data deskriptif faktor perhatian
siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli di SMP
Negeri Se-Kecamatan Kroya.
Tabel 12. Statistik Deskriptif Data Faktor Perhatian
Statistics
|
N
|
Valid
|
112
|
Missing
|
0
|
Mean
|
32.79
|
Median
|
33.00
|
Mode
|
36
|
Std.
Deviation
|
5.398
|
Range
|
26
|
Minimum
|
17
|
Maximum
|
43
|
Sum
|
3672
|
Sumber : Data penelitian 2011, diolah
Berdasarkan data diatas,
dapat dilihat bahwa diperoleh
diperoleh skor tertinggi sebesar 43 dan skor terendah sebesar 17. Dari skor tersebut diperoleh mean (M) sebesar 32,79, median (Me) sebesar
33, modus
(Mo) sebesar 36, dan standar deviasi (SD) sebesar 5,398. Jumlah kelas interval ditentukan dengan
rumus K = 1 + 3,3 log 112, hasilnya adalah 7,76 dibulatkan menjadi 8.
Langkah selanjutnya mengidentifikasi
kecenderungan faktor perhatian siswa/peserta
ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli
dengan penentuan mean 1/2 ( 43 + 17 )
dan didapatkan hasil 30. Standar deviasi adalah sebesar 1/6 ( 43 – 17 )dan diperoleh
hasil 4,3. Berdasarkan
data tersebut maka dapat dibuat distribusi kecenderungan sebagai berikut:
Tabel 13.
Distribusi Frekuensi Faktor Perhatian
No
|
Skor
|
Frekuensi(F)
|
(%)
|
Kategori
|
1.
2.
3.
4.
|
34
30 -33,9
26 – 29,9
< 26
|
53
29
19
11
|
47,3
25,9
17
9,8
|
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
|
Total
|
|
112
|
100
|
|
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel di atas frekuensi
perhatian siswa/peserta
ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli
pada kategori sangat
tinggi sebanyak 53
siswa (47,3%), kategori tinggi
sebanyak 29
siswa (25,9%), kategori rendah sebanyak 19 siswa (17%), dan kategori sangat rendah sebanyak 11 siswa (9,8%).
3.
Minat Siswa/Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli
Terhadap Olahraga Bola Voli Di SMP Negeri Se-Kecamatan Kroya Berdasarkan Faktor
Aktivitas
Pada penelitian
ini, diukur dengan angket yang berjumlah 4 butir pertanyaan. Skor
yang diperoleh dari pengisian angket oleh siswa menggambarkan minat yang dimilikinya. Data minat siswa diukur dengan
menggunakan model skala likert dengan
alternatif jawaban dimana kriteria
penilaiannya adalah 1 untuk skor terendah dan 4 untuk skor tertinggi. Berikut ini disajikan analisis
statistik deskriptif data deskriptif faktor aktivitas
siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli di SMP
Negeri Se-Kecamatan Kroya.
Tabel 14. Statistik Deskriptif Data Faktor Aktivitas
Statistics
|
Aktivitas
|
|
N
|
Valid
|
112
|
Missing
|
0
|
Mean
|
11.69
|
Median
|
12.00
|
Mode
|
12
|
Std.
Deviation
|
2.230
|
Range
|
11
|
Minimum
|
4
|
Maximum
|
15
|
Sum
|
1309
|
Sumber : Data penelitian 2011, diolah
Berdasarkan data diatas,
dapat dilihat bahwa diperoleh
diperoleh skor tertinggi sebesar 15 dan skor terendah sebesar 4. Dari skor tersebut diperoleh mean (M) sebesar 11,69, median (Me) sebesar
12, modus
(Mo) sebesar 12, dan standar deviasi (SD) sebesar 2,230. Jumlah kelas interval ditentukan dengan
rumus K = 1 + 3,3 log 112, hasilnya adalah 7,76 d8uibulatkan menjadi 8.
Langkah selanjutnya mengidentifikasi kecenderungan
faktor aktivitas siswa/peserta
ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli
dengan penentuan mean 1/2 ( 15 + 4 ) dan didapatkan hasil 9,5. Standar deviasi adalah sebesar 1/6 ( 15 – 4 )dan diperoleh
hasil 1,83. Berdasarkan data
tersebut maka dapat dibuat distribusi kecenderungan sebagai berikut:
Tabel 15.
Distribusi Frekuensi Faktor Aktivitas
No
|
Skor
|
Frekuensi(F)
|
(%)
|
Kategori
|
1.
2.
3.
4.
|
11
9,5 -10,9
8 - 9,4
< 8
|
85
13
9
5
|
75,9
11,6
8
4,5
|
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
|
Total
|
|
112
|
100
|
|
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel di atas frekuensi
aktivitas siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli
pada kategori sangat
tinggi sebanyak 85
siswa (75,9%), kategori cukup
tinggi sebanyak 13
siswa (11,6%), kategori rendah sebanyak 9 siswa (8%), dan kategori sangat rendah sebanyak 5 siswa (4,5%).
4.
Minat Siswa/Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli
Terhadap Olahraga Bola Voli Di SMP Negeri Se-Kecamatan Kroya Berdasarkan Faktor
Lingkungan
Pada penelitian
ini, diukur dengan angket yang berjumlah 9 butir pertanyaan. Skor
yang diperoleh dari pengisian angket oleh siswa menggambarkan minat yang dimilikinya. Data minat siswa diukur dengan
menggunakan model skala likert dengan
alternatif jawaban dimana kriteria
penilaiannya adalah 1 untuk skor terendah dan 4 untuk skor tertinggi. Berikut ini disajikan analisis
statistik deskriptif data deskriptif faktor lingkungan
siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli di SMP
Negeri Se-Kecamatan Kroya.
Tabel 16. Statistik Deskriptif Data Faktor Lingkungan
Statistics
|
N
|
Valid
|
112
|
Missing
|
0
|
Mean
|
24.71
|
Median
|
25.00
|
Mode
|
21a
|
Std.
Deviation
|
4.845
|
Range
|
23
|
Minimum
|
11
|
Maximum
|
34
|
Sum
|
2767
|
Sumber : Data penelitian 2011, diolah
Berdasarkan data diatas,
dapat dilihat bahwa diperoleh
diperoleh skor tertinggi sebesar 34 dan skor terendah sebesar 11. Dari skor tersebut diperoleh mean (M) sebesar 24,71, median (Me) sebesar
25, modus
(Mo) sebesar 21, dan standar deviasi (SD) sebesar 4,845. Jumlah kelas interval ditentukan dengan
rumus K = 1 + 3,3 log 112, hasilnya adalah 7,76 dibulatkan menjadi 8.
Langkah selanjutnya mengidentifikasi
kecenderungan minat siswa/peserta
ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga bola voli
dengan penentuan mean 1/2 ( 34 + 11 ) dan didapatkan hasil 22,5. Standar deviasi adalah sebesar 1/6 ( 34 – 11 ) dan diperoleh
hasil 3,83.
Berdasarkan data tersebut maka dapat dibuat distribusi kecenderungan sebagai
berikut:
Tabel 17.
Distribusi Frekuensi Faktor Lingkungan
No
|
Skor
|
Frekuensi(F)
|
(%)
|
Kategori
|
1.
2.
3.
4.
|
26
22,5 -25,9
19 - 22,4
< 19
|
50
22
28
12
|
44,6
19,6
25
10,7
|
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
|
Total
|
|
112
|
100
|
|
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel di atas frekuensi
faktor lingkungan siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli terhadap olahraga
bola voli pada kategori sangat tinggi sebanyak 50 siswa (44,6%), kategori tinggi
sebanyak 22 siswa (19,6%),
kategori rendah
sebanyak 28
siswa (25%), dan kategori sangat rendah sebanyak 12 siswa (10,7%).
C.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian menyimpulkan bahwa minat
siswa/peserta ektrakurikuler bola
voli SMP Negeri Se-Kecamatan Kroya terhadap olahraga bola voli kategori sangat tinggi rerata presentasi 34,8%. Faktor-faktor yang
mendukung kesimpulan di atas di jelaskan sebagai berikut:
1. Faktor Rasa Tertarik.
Rasa tertarik secara
umum masuk dalam kategori sangat
tinggi sebesar 31%.. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata minat yang dimiliki siswa dalam
mengikuti ekstrakurikuler bola voli sangat tinggi. Angka ini menunjukan
ketertarikan siswa dalam ekstrakurikuler olahraga bola voli dalam kategori
sangat tinggi melihat dari responden yang berjumlah 35 siswa tergolong sangat
tinggi, salah satu faktor yang menyebabkan responden memiliki rasa tertarik
yang sangat tinggi , kareana pembelajaran ekstrakurikulerr bolavoli menarik dan
menggemberikan dilihat dari kekreatifan pelatih ekstrakurikuler, sedangkan yang
masuk dalam kategori rendah sebanyak 33 (29,5%), siswa dan sangat rendah 20
(17,9%), siswa, kecenderungan responden
yang rendah dan sangat rendah di karenakan faktor yang beranggapan pembelajaran
ekstrakurikuler olahraga bolavoli kurang menarik dan membosankan, hal ini
menunjukan bahwa dalam faktor rasa tertarik siswa yang memiliki minat sangat
tinggi lebih banyak terhadap ekstrakurikuler olahraga bolavoli. Sehingga
sebagai pelatih ekstrakurikuler olahraga bolavoli harus mampu memberikan model
pembelajaran ekstrakurikuler olahraga bolavoli yang lebih inovatif agar
meningkatkan rasa tertarik siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler olahraga
bolavoli.
2. Faktor perhatian.
Perhatian yang dimiliki siswa dari
penelitian ini, pada umumnya masuk pada kategori sangat tinggi yaitu sebesar 47%. Dari faktor ini terlihat bahwa banyak siswa yang perhatian
sebanyak 53, dalam hal ini yang menyebabkan siswa memiliki perhatian sangat
tinggi di karenakan ada pengharapan dari siswa memperhatikan sesuatu yang mereka
sukai sehingga menimbulkan minat yang tinggi terhadap ekstrakurikuler olahraga
bolavoli, faktor yang, membentuk perhatian siswa yakni dari cara pelatih
menyampaikan materi ekstrakurikuler olahraga bolavoli dan fasilitas sarana dan
prasarana ekstrakurikuler yang menunjang, yang ahirnya memotivasi prestasi
peserta ekstrakurikuler. Sedangkan siswa yang dalam kategori rendah dan sangat
rendah sebanyak 30 siswa, merupakan responden yang merasa kurang perhatian
dalam ekstrakurikuler olahraga bolavoli. Perhatian siswa di dapatkan melalui
cara penyampaian materi yang di berikan oleh pelatih ekstrakurikuler olahraga
bolavoli. Sehingga dapat dikatakan pelatih dalam menarik perhatian siswa harus
mengatur cara penyampaian materi sebaik mungkin sehingga siswa dapat lebih
perhatian dalam eksrakurikuler olahraga bolavoli.
3. Faktor aktivitas
Aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan siswa yang
dilakukan pada saat proses pembelajaran sehingga tinggi rendahnya tingkat
aktivitas yang dilakukan menunjukkan adanya minat siswa dalam proses
pembelajaran bolavoli. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor
Aktivitas masuk dalam kartegori sangat tinggi yakni sebesar 76%. Sehingga dari
segi aktivitas yang di lakukan siswa sangat tinggi sedangkan yang melakukan
aktivitas rendah yakni (8 %). Sedangkan yang melakukan aktivitas sangat rendah
yakni (4,5 %). Hal ini menunjukan memberikan pembelajaran bagi pelatih
ekstrakurikuler olahraga bolavoli bahwa responden yang rendah dan sangat rendah
merasa kurang di perhatikan olah pelatih ekstrakurikuler olahraga bolavoli,
jadi seorang pelatih harus memperhatikan tingkat aktivitas yang di lakukan
siswa saat mengikuti pembelajaran karena indikator siswa mengikuti pembelajaran
yang tinggi akan terlihat antusiasnya yang di tunjukan keaktifan bergerak.
4. Faktor lingkungan
Lingkungan sangat
besar pengaruhnya terhadap siswa. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
faktor Lingkunagn masuk dalam kartegori sangat tinggi yakni sebesar 45%, hal
ini menunjukan responden yang memiliki minat yang sangat tinggi di dukung oleh lingkungan
yang senang dengan bolavoli sehingga
akan berpengaruh pada siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler olahrag bolavoli.
Siswa yang terbiasa berada di lingkungan dengan masyarakat yang cinta bolavoli
maka akan terpengaruh untuk ikut bermain, dan sebaliknya siswa yang berkategori
rendah yakni (24 %). Sedangkan faktor lingkungan yang sangat rendah yakni
(10.7%). Hal yang membuat responden dalam kategori rendah dan sangat rendah
yaitu apabila siswa tinggal di lingkungan masyarakat yang kurang menggemari
bolavoli maka siswa cenderung tidak aktif dalam permainan olahraga ini.
Sehingga secara tidak langsung masyarakat juga mempengaruhi siswa dalam pembelajaran
ekstrakurikuler olahraga bola voli. Hal ini memberikan pembelajaran bagi guru,
bahwa lingkungan merupakan faktor yang sangat penting, juga di perhatikan untuk
menciptakan pembelajaran yang nyaman dan kondusif. Sehingga menimbulkan rasa
nyaman dan menjadikan pembelajaran ekstrakurikuler bola voli lebih
menyenangkan.
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN
DAN SARAN-SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat
disimpulkan bahwa secara umum minat
siswa/peserta ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri Se-Kecamatan Kroya terhadap
bola voli berada pada kategori sangat tinggi, lebih rinci minat
yang dimiliki siswa dapat dijabarkan
sebagai berikut: dalam kategori sangat tinggi, sebesar 39
siswa (34,8%), kategori tinggi
sebanyak 33
siswa (29,5%), kategori rendah sebanyak 24 siswa (21,4%), dan kategori sangat rendah sebanyak 16 siswa (14,3%).
Hasil tersebut juga
ditunjukkan dari keempat aspek atau faktor minat yang dimiliki siswa mayoritas termasuk dalam kategori sangat tinggi.
B.
Keterbatasan
Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa
keterbatasan penelitian yang antara lain sebagai berikut:
1. Karena
keterbatasan waktu, dana dan tenaga, instrument penelitian yang digunakan hanya
angket, padahal untuk meneliti minat seseorang juga diperlukan observasi
(pengamatan) yang mendalam.
2. Karena
penelitian ini menggunakan angket, tidak tertutup kemungkinan para responden
dalam mengisi angket tidak bersungguh-sungguh, meskipun peneliti telah meminta
para respoonden untuk mengisi angket secara bersungguh – sungguh.
C.
Saran
- Saran
Berdasarkan hasil penelitian minat siswa
kelas terhadap olahraga
bola voli disarankan sebagai berikut :
1. Bagi
Guru
Guru perlu menciptakan
inovasi dalam hal metode maupun cara mengajar agar para siswa lebih tertarik
terhadap pembelajaran permainan bola voli sehingga dapat menumbuhkan minat
siswa. Guru juga harus memotivasi para siswa untuk memperhatikan faktor – faktor yang mendukung
minat siswa terhadap pembelajaran permainan bola voli.
2. Bagi
Siswa
Minat
siswa terhadap pembelajaran permainan bola voli masih perlu ditingkatkan, oleh
karena itu para siswa harus meningkatkan kesadaran untuk belajar lebih giat dan
tekun, agar bias berprestasi.
3. Bagi
Peneliti lain
Perlu diadakan penelitian
tentang minat siswa terhadap pembelajararan permainan bola voli dengan aspek –
aspek yang lain, misalnya aspek kompetesi guru yang mengajar, aspek piskologis
siswa, aspek
sosial dari pembelajaran permainan bola voli, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Ad. Rooijakkers. 1984. Mengajar Dengan Sukses.
Jakarta : gramedia
Arma abdullah dan Agus Sunadji. 1994 Dasar-dasar
Penjas. Yogyakarta : FIK UNY
Bimo walgito.1980. Pengantar Psikologi Umum.
Yogyakarta:andi yogya.
Deptmen pend nasional direktorat jendral pend
dasar dan menengah direkrorat pend menengah umum.(2003). Mata pelajaran Pendidikan jasmani.
Jakarta : DIKNAS
Departemen
P dan K . (1970). Pedoman mengajar olahraga pendidikan disekolah
dasar. Jakarta : DIKNAS
Departemen pendidikan dan kebudyaan.(1979).
Pendidikan nasional . Jakarta: dep p dan k
Dimyati mahmud. (1987). Psikologi Suatu
Pengantar. Yogyakarta :UNY FIP
Erita. Y. Diah Sari .(2001). Pengantar Psikologi
Lingkungan. Yogyakarta: UAD
Koesno praboharjono.(1989). Pengantar
statistik pendidikan. Papua: fkip universitas cinderawasih
Komarudin .(2000). Persepsi Mahasiswa
UNY tentang Pendidikan Jasmani. yogyakarta :FIK UNY
M. Yunus. (1992). Olahraga pilihan bola voli. Jakarta : Depdikbud
Rusli lutan. (2001). Mengajar Pendidikan Jasmani.
Jakarta: Upi
Sugianto. 1993. Perkembangan dan belajar gerak.jakarta : Universitas Negeri Terbuka
Depdikbud
Suharsimi arikunto.2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik .Jakarta : PT rineka cipta
Suharno HP. Dasar dasar permainan bola voli. 1982.Jakarta:depdikbud
Sutrisno hadi .(1991). Metodologi
Research . Yogyakarta : andi ofset
Slameto.(1998). Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: rineka cipta
_________________.(2011).
Sejarah bola voli. Diambil
tanggal 25 Maret 2011 dari http://www.scribd.com/doc/15194604/Sejarah-Bola-Voli)